Al-Ustadz Haji Christiaan Snouck Hurgronje, Memang Bukan Ulama
Edsus Lebaran 2024

Al-Ustadz Haji Christiaan Snouck Hurgronje, Memang Bukan Ulama

Ilmuwan Barat yang repot-repot masuk Islam untuk meneliti Makkah dan kehidupan ibadah di dalamnya secara mendalam.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 7 Menit

Kecurangan yang kerap dipertajam sebagai kemunafikan Snouck Hurgronje antara lain soal keberhasilannya menginjakkan kaki di tanah suci peribadahan haji umat Islam, Makkah. Hanya orang beragama Islam yang boleh masuk ke kota yang disucikan umat Islam itu. Snouck Hurgronje sebenarnya nama keluarga dari nama lengkap Christiaan Snouck Hurgronje, lahir pada 8 Februari 1857. Terlihat bahwa namanya mencerminkan kekristenan yang dianut keluarganya. Ayah dan dua kakek dari Christiaan Snouck Hurgronje adalah seorang pendeta Kristen Protestan.

Christiaan Snouck Hurgronje sendiri awalnya mengambil studi sarjana teologi di Universitas Leiden tapi beralih meraih gelar doktor pada kesusastraan Semit. Ia meraih gelar doktor pada usia 23 tahun dengan judul disertasi Het Mekkaansche feest (Perayaan Makkah). Riset literatur itu melacak asal-usul ibadah haji. Snouck Hurgronje mulai mempelajari Al-Quran dan sosok Nabi Muhammad lebih jauh untuk promosinya sebagai doktor. Namun, Snouck Hurgronje tentu saja belum pernah menginjakkan kaki ke kota Makkah tempat ibadah haji dilaksanakan. Kota itu terlarang dimasuki selain pemeluk agama Islam.

Karier Snouck Hurgronje berlabuh sebagai dosen bidang hukum agama, pranata, dan adat-istiadat masyarakat Hindia Belanda pada usia 24 tahun di Institut Pendidikan Pegawai Pemerintahan Hindia di kota Leiden. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1884, Snouck Hurgronje yang berusia 27 tahun mendapat kesempatan berpetualang ke Makkah. Inilah kali pertama ia bersentuhan dengan dunia Islam secara langsung.

Hukumonline.com

Foto lampiran dalam buku Christians at Mecca (diterjemahkan berjudul Orang Kristen Naik Haji), Snouck Hurgronje berusia 27 tahun dalam perjalanannya ke Makkah

Van den Doel mencatat bahwa Snouck Hurgronje memang dibiayai pemerintah Belanda untuk meneliti Jemaah haji dari Hindia Belanda. Ada kecurigaan soal Pan-Islam, suatu konsolidasi politik yang akan mengancam eksistensi kolonial Hindia Belanda. Penelitian ini tidak terlalu salah jika disebut memata-matai. Namun, dari sisi lain Van den Doel menilai Snouck Hurgronje punya agenda pribadi memenuhi rasa ingin tahu semata-mata sebagai ilmuwan.

Pernah Berislam

Augustus Ralli dalam bukunya yang terbit tahun 1909 berjudul Christians at Mecca (diterjemahkan berjudul Orang Kristen Naik Haji) mengisahkan sejumlah orang Eropa harus berpura-pura menjadi muslim agar bisa masuk ke Makkah. Ralli mengonfirmasi penilaian Van den Doel, “Tujuan perjalanan Hurgronje semata untuk objektivitas dan ilmu pengetahuan”. Snouck Hurgronje sendiri tercatat sudah mahir berbahasa Arab sebelum mengunjungi Mekkah.

Ralli menilai Snouck Hurgronje ingin mengoreksi sejumlah cacat metodologi yang digunakan orientalis Eropa dalam memahami dunia Islam. Pengetahuan mereka sepenuhnya berdasarkan buku-buku yang sudah ada alih-alih pengamatan langsung ke pusat spiritual dunia Islam. Van den Doel mencatat totalitas Snouck Hurgronje dengan informasi bahwa pada 5 Januari 1885 ia disunat oleh pemangkas rambut bernama Sayyid Mohammed. Namun, Van den Doel dan Ralli meyakini Snouck Hurgronje tidak pernah menjadi muslim sungguhan.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait