Aspek Hukum terhadap Nama Domain di Internet
Kolom

Aspek Hukum terhadap Nama Domain di Internet

Permasalahan mengenai tindakan penggunaan Nama Domain (Domain Name) yang berlawanan dengan hukum akhir-akhir ini sedang marak. Tampaknya, perlu diluruskan kembali pemahaman masyarakat mengenai aspek-aspek hukum yang berkenaan dengan keberadaan suatu Domain Name. Sebenarnya secara substansiil, Domain Name sangat berbeda dengan keberadaan suatu merek dalam lingkup perdagangan dan industri.

Bacaan 2 Menit

 

Nama Domain

Merek

          Eksistensinya  adalah  sebagai  alamat  dan nama  dalam  sistem  jaringan  komputerisasi  dan  telekomunikasi.

          Lebih  bersifat  sebagai  amanat  yang diberikan  oleh  masyarakat  hukum pengguna  internet, ketimbang sebagai  suatu  property.

          Asasnya adalah  berlaku  universal  yakni  "First Come First Served Basis"

          Tidak ada pemeriksaan  subtantif.

          Sepanjang tidak dapat  dibuktikan  beritikad tidak baik, maka perolehan  nama Domain  bukanlah  tindak  pidana.

          Eksistensi adalah  berfungsi  sebagai  daya  pembeda dalam lingkup  perindustrian  dan  perdagangan.

          Lebih  bersifat  sebagai  property  karena merupakan  kreasi  intelektual  manusia  yang dimintakan  haknya  kepada negara untuk  kepentingan  industri & perdagangan.

          Asasnya dan  yang menganut  First to  Filed" dan ada  yang menganut  "First to Used".

          Harus  ada  pemeriksaan  substantif.

          Sepanjang  tidak diberikan  lisensi  oleh  yang berhak  maka penggunaan merek  adalah pelanggaran

Jadi seharusnya  dalam  hal ini pendekatanya adalah  sangat  kasuistis. Jika  seseorang ingin  mengajukan  Nama  Domain, ia cukup melaksanakan  kewajiban  formilnya saja. Kewajiban  substansiil yang  harus  dilakukannya hanyalah  terbatas  kepada  kejelasan  status  subyek  hukumnya  (legal identiy) saja, bukan  kepada pemeriksaan  berhak  atau  tidaknya  orang tersebut  atas  Nama  Domain  yang  dipintakannya.

Oleh  karena tu, adalah  tidak relevan  jika seseorang harus  memenuhi  pemeriksaan  subtansiil  sebagaimana  layaknya  pemerikasaan  merek atau  mencoba menarik  koneksi  perolehan  Nama Domain dengan  pemeriksaannya  ke dalam  database  merek  ataupun  sebaliknya. Hal  tersebut  adalah  bersifat  terlalu  berlebihan  dan salah  kaprah.

Sekiranya, hal tersebut  terus dilakukan  maka  tentunya  para  Registrant  akan pergi   ke Registrar lain. Jika  ia  adalah  ccTLD's di suatu  negara, maka  dapat  dibayangkan  kecenderungan  warga negara itu akan  lebih menyukai  Registrar diluar  ketimbang Registrar dalam negeri. Selain  itu,  sepatutnya  si Registrar secara hukum akan dapat  dimintakan  pertanggungjawabannya  atas kelalaiannya jika  ternyata di belakang hari  ada keberadaan Domain  Name yang  bertentangan  dengan merek. Hal  ini  tentunya  harus  diperhitungkan  untung  dan ruginya  oleh  si Registrar itu sendiri.

Selain  semua  penyalahgunan  tersebut  di atas,  sebenarnya  masih ada  satu  lagi  tindakan  yang lebih  tidak  etis lagi,  yakni perampasan Nama  Domain  (Domain Hijcking) yang telah  dimiliki oleh  orang lain. Modus  operandinya  adalah  dengan   cara menipu  pihak  Registrar yang seolah-olah  si perampas  bertindak  sebagai si Registrar  dan kemudian  ia mengubah  status  penguasaan atas domain  (NIC Handle).

Dengan  berubahnya  NIC Handle  tersebut,  maka berubahlah  status kepemilikan atas Doman Name tersebut. Sekarang ini, hal  tersebut  tampaknya suatu ancaman  yang akan  menjadi  semakin  sulit  untuk dilacak  akibat  begitu banyaknya Registrar yang ada  dewasa ini.

Dapat  dibayangkan  bagaimana  rumitnya  jika domain tersebut  dirampas/dibajak  dan  dialih-alihkan dari  satu  Registrar ke Registrar lainya. Tindakan  ini jelas  dapat dikategorikan  sebagai tindakan  kejahatan. Kasus  ini  sebenarnya   pernah marak  di Indonesia  beberapa  bulan lalu,  tetepi  sepertinya  para pihak  yang berkepentingan  tidak  ingin  menampilkannya  kepermukaan  publik karena  merasa  lebih  baik  meredamnya  agar  keberadaan  reputasi tetap  terjaga   dan situsnya  tetap dapat  dipercaya  oleh publik.

Tags: