Kerja sama itu untuk mengembangkan alat dan proyek teknologi untuk memecah persoalan tertentu serta mendorong akses terhadap keadilan. “Proyek saya termasuk pengidentifikasi korban perdagangan manusia, Start-up Navigator, dan VR Mock Trial,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Direktur Pengembangan Bisnis Jepang & APAC EPIQ, dan pendiri ALIL, Stefanie Santana, melihat banyak yang ditawarkan oleh industri teknologi bidang hukum. Tapi kadang ada orang yang membeli banyak teknologi, tapi sebenarnya dia tidak memerlukannya. Karena itu, sebelum menggunakan teknologi harus dipahami terlebih dulu apa kebutuhan organisasi dan punya peta jalan teknologi.
“Jadi tidak sekedar beli teknologi, mungkin juga persoalannya hanya butuh pengelolaan pekerjaan agar lebih baik,” kata dia.
Menurut Stefanie, untuk membangun sebuah teknologi tidak mudah, tapi hal tersebut akan membawa dampak. Misalnya, teknologi dapat menghemat waktu dan lainnya, sehingga bisa mengerjakan pekerjaan yang lain. Dalam membangun teknologi bidang hukum, perlu diawali dengan membangun tim yang memiliki beragam latar belakang bukan hanya pengacara, tapi juga profesional bidang lainnya. “Ini diperlukan agar bisa memiliki banyak perspektif,” katanya.