Ketika ia mulai menangis, malaikat menampakkan diri dan bertanya: "Mengapa kamu menangis?" Si penebang kayu menjawab bahwa kapaknya telah terjatuh ke dalam sungai.
Segera malaikat masuk ke dalam air dan muncul dengan sebuah kapak emas. "Inikah kapakmu?," malaikat bertanya. "Bukan," si penebang kayu menjawab dengan lugas.
Malaikat masuk kembali ke air dan muncul dengan kapak perak. "Inikah kapakmu?" tanya malaikat. Lagi-lagi, si penebang kayu menjawab: "bukan".
Sekali lagi, malaikat masuk ke air dan muncul dengan kapak besi. "Inikah kapakmu?," kembali malaikat bertanya. Kali ini, si penebang kayu mengangguk: "ya".
Malaikat sangat senang dengan kejujuran si penebang kayu dan memberikan ketiga kapak itu kepadanya. Si penebang kayu pulang ke rumahnya dengan hati bahagia.
Beberapa waktu kemudian, si penebang kayu berjalan-jalan di sepanjang sungai dengan istrinya. Keduanya asyik bercengkrama dan bersenda gurau. Tiba-tiba, sang istri terjatuh ke dalam sungai.
Ketika ia mulai menangis, malaikat menampakkan diri dan bertanya: "Mengapa kamu menangis?." Si penebang kayu pun tanpa ragu-ragu menjawab bahwa istrinya telah terjatuh ke dalam sungai.