Dari Pegawai jadi Pemilik Kantor, Begini Tips Sukses Karier dari Andre Rahadian
Berita

Dari Pegawai jadi Pemilik Kantor, Begini Tips Sukses Karier dari Andre Rahadian

Bermula dari rencana, diakhiri dengan sabar melalui prosesnya.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 7 Menit
Andre Rahadian dalam acara Festival of Alumni Leadership Camp, Sabtu (20/3).
Andre Rahadian dalam acara Festival of Alumni Leadership Camp, Sabtu (20/3).

Kesukesan karier para senior kerap mengundang rasa iri juniornya. Rasa ingin meraih sukses yang sama, bahkan lebih, bisa dipastikan ada. Sayangnya, sering kali keinginan itu berhenti di sana. Kebanyakan junior puas dengan berdecak kagum saja alih-alih menggali rahasia sukses para senior.

Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (ILUNI FHUI) sepertinya paham betul ‘penyakit’ macam itu. Festival of Alumni Leadership Camp digelar khusus selama empat minggu berturut-turut untuk menghadirkan bincang inspiratif yang membongkar rahasia sukses para alumni FHUI. Mereka adalah tokoh nasional mulai dari Najwa Shihab hingga Jimly Asshiddiqie yang bisa disimak secara cuma-cuma oleh peserta.

“Acara ini bertujuan menggali nilai positif dari pengalaman sukses para pembicara dalam menjalani kariernya masing-masing, kami berharap peserta bisa mendapatkan pelajaran berharga,” kata Katharina Grace selaku perwakilan pengurus ILUNI FHUI dalam sambutan pembuka rangkaian festival, Sabtu(20/3) lalu.

Salah satu narasumber di minggu pertama adalah Andre Rahadian. Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) ini adalah corporate lawyer sukses dari Top 5 law firm Indonesia, Dentons HPRP. Perlu dicatat, Andre yang direkrut sebagai pegawai 20 tahun lalu itu kini menjadi salah satu equity Partner Dentons HPRP.

Selain itu, Andre kini aktif sebagai Ketua Tim Koordinasi Relawan pada Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19. Semua yang mengenal pemilik dua gelar master dari Boston University ini tidak akan ragu menebak Andre sudah sangat berprestasi sejak mahasiswa. “Sangat berprestasi sih nggak ya. Saya lebih banyak main, memang selalu ada di kampus, tapi nggak selalu masuk ke kelas,” katanya diiringi tawa ringan.

Ia mengakui sistem perkuliahan FHUI di masanya lebih longgar dibandingkan saat ini. Mahasiswa punya keleluasaan lebih banyak soal masa studi. “Yang penting kan kita lulus ujian,” katanya menambahkan. Indeks prestasi tinggi pun sulit didapatkan karena dosen tidak murah hati dalam memberi nilai. “Pernah satu kali mengulang mata kuliah wajib filsafat hukum, jadi terpaksa ambil semester kesembilan,” kenang Andre.

Saat ditanya berapa Indeks Prestasi Kumulatif yang diraih, Andre lebih dulu membuat disclaimer, lagi-lagi diiringi gelak tawanya,“Dulu IPK nggak bisa jadi patokan ya. Nah, IPK saya 2,75. Dulu itu susah lho dapat IPK 3”. Cerita pembuka Andre ini wajar untuk ditertawakan olehnya saat sudah meraih sukses. Faktanya, Andre berhasil membuktikan berbagai prestasi pasca lulus. Ia berbagi empat tips terbesar yang membawanya ke posisi saat ini.

1. Rencanakan

Ada cerita lucu saat Andre memilih berkuliah di FHUI. Ia mengaku secara jujur tidak punya cita-cita khusus. Fokusnya hanya berkuliah di kampus terbaik di Indonesia. Kala itu menjadi sarjana hukum sama sekali tidak menarik. “Bapak saya tanya, ‘Kamu bener mau masuk fakultas hukum? Ini satpam Bapak lulusan fakultas hukum lho’,” ujarnya. Pilihan Andre jatuh pada FHUI karena saat itu persaingan masuk ke sana termasuk rendah. “Saya pilih yang tingkat persaingannya rendah aja. Wah kalau sekarang sih yang terbaik di Indonesia, udah susah masuknya. Kalau saya ikut ujian masuk sekarang nggak akan lolos tuh,” Andre menjelaskan.

Meski begitu, Andre tidak lantas bermalas-malasan. Ia giat mengembangkan diri termasuk melibatkan diri dalam aktivitas organisasi mahasiswa. Salah satu yang disebutnya adalah Asian Law Students' Association cabang lokal Universitas Indonesia. Andre menyusun berbagai rencana dengan berbagai peluang yang ada untuk menuju sukses. “Lalu situasi berubah, banyak investor datang dan corporate law firm makin berkembang,” katanya.

Ia akhirnya mendapat jalan merintis karier di law firm dengan bergabung di HPRP. Jalan itu masih dilaluinya hingga saat ini ikut menjadi salah satu pemilik firma tersebut sebagai equity Partner. Peluang yang terbuka lebar tidak akan berarti apa-apa tanpa berbagai persiapan meraih sukses sebelumnya. Itu sebabnya Andre menekankan perencanaan sebagai tips pertama darinya. “Rencanakan, melangkah maju, usahakan terus, kita akan lihat hasilnya pada akhirnya,” ujarnya.

Pengalamannya dipercaya untuk memimpin ILUNI UI pun tidak lepas dari perencanaan. “Saya selalu buat rencana, tapi selalu siap melakukan penyesuaian,” katanya. Pada awalnya, rencana Andre adalah mencalonkan diri sebagai calon Ketua Umum ILUNI FHUI bertahun-tahun sebelumnya. Usahanya belum berhasil karena kalah suara saat pengumpulan suara pemilih. Suara yang dikumpulkannya ada di posisi runner up saat itu.

“Ternyata pemenang voting Ketua Umum ILUNI UI saat itu sedang mencari Sekretaris Jenderal dari rekan di fakultas sosial-humaniora. Di situ rupanya capaian saya di tingkat fakultas dilirik,” kenangnya. Tawaran pun siap disambutnya hingga Andre menduduki posisi orang nomor dua di ILUNI UI. Momen itu adalah kali pertama Andre melibatkan diri dalam kepengurusan ILUNI UI. Sejak saat itu ia menyiapkan diri akan berkontribusi sebagai Ketua Umum ILUNI UI selanjutnya. “Pemilihan Ketua Umum ILUNI UI yang lalu dengan usaha serius juga, bersaing dengan calon yang menjabat Menteri saat itu,” ujarnya.

Baca:

2. Fokus

Memiliki fokus adalah tips Andre selanjutnya. Fokus ini akan menjadi petunjuk arah sekaligus berguna menjaga motivasi dalam rangkaian usaha yang dilakukan. Merujuk pengalamannya,—meski sekadar agar bisa kuliah di UI tanpa tahu akan jadi apa—Andre sudah menetapkan fokus sejak awal melangkah. Bahkan saat akhirnya beralih dari rencana berkiprah di ILUNI FHUI menjadi ILUNI UI pun diawali dengan fokus yang ditetapkannya. Andre sudah punya fokus ingin aktif berkarya untuk almamaternya lewat organisasi alumni.

Fokus pada tujuan juga dilakukannya dalam karier. Ia mengaku tidak pernah berpindah tempat kerja sejak awal memulai karier. “Pekerjaan pertama, wawancara pertama, nggak pernah ke tempat lain,” katanya. Andre melanjutkan karier sepulang melanjutkan studi dari Amerika Serikat tanpa berminat mencari tawaran baru. “Saya suka membesarkan apa yang sudah ada. Saya fokus dengan pekerjaan sepenuhnya pada 20 tahun pertama bekerja. Sekarang sudah 26 tahun,” Andre menjelaskan.

Fokus semacam itu bukan berarti Andre tidak melakukan kegiatan lain selain bekerja. Ia tercatat ikut mendirikan dan mengurus dua asosiasi bidang hukum. Pertama, Masyarakat Hukum Udara yang berdiri tahun 2010. Andre tercatat masih memimpin asosiasi ini. Organisasi nirlaba ini berfungsi sebagai wadah para anggotanya saling bertukar pikiran dan memajukan bidang hukum udara sekaligus mitra pemerintah dalam pengembangan bidang hukum udara.

Kedua, Indonesia Regtech and Legaltech Association yang berdiri tahun tahun 2017. Andre pun tercatat memimpin dewan penasehat asosiasi ini. Organisasi ini mendorong kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dalam mengembangkan inovasi teknologi di bidang perundang-undangan dan hukum bisnis. Seperti teknologi finansial (fintech) yang sedang berkembang pesat, legaltech pun mulai meramaikan bisnis jasa hukum di Indonesia.

“Selain bekerja, saya kembangkan aktivitas sosial yang berkaitan,” Andre menuturkan latar belakang ikut terlibat mendirikan dan mengelola kedua asosiasi tersebut. Awalnya ia menangani klien dalam urusan hukum transportasi udara. Pekerjaan itu ternyata berlanjut pada diskusi intensif dengan banyak kolega dan pemangku kepentingan. Hingga akhirnya berakhir pada pendirian asosiasi khusus yang menaungi para penggiat hukum udara. Cerita serupa terjadi saat Andre terlibat langsung mengelola salah satu legaltech rintisan di Indonesia. Fokus pada tujuan juga bisa dikembangkan dalam satu bidang yang saling berkaitan.

3. Berjejaring

“Kalau saya bisa lebih awal punya jaringan yang lebih luas lagi, rasanya akan lebih baik,” kata Andre saat ditanya apa hal yang ingin diubahnya jika bisa kembali ke masa lalu. Berjejaring adalah langkah penting untuk meniti sukses dalam karier. Bebagai peluang bisa didapatkan dengan jaringan yang luas. Mengenal dan dikenal banyak orang akan memperluas kesempatan kolaborasi saling menguntungkan.

“Itu sebabnya visi kami di ILUNI UI adalah berusaha meningkatkan kepemilikan bersama sebagai alumni UI sebagai universitas. Alumni UI harus kolaborasi sebagai kesatuan, kita bangun networking sebagai alumni UI,” kata Andre. Ia mengaku tidak pernah menduga akan terlibat dalam aktivitas skala nasional dengan menjadi Ketua Tim Koordinasi Relawan pada Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19.

Keterlibatannya dalam Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19 berawal dari aktivitas saat menjadi Sekretaris Jenderal ILUNI UI. Ia aktif turun langsung dalam kegiatan tim relawan tanggap bencana ILUNI UI. Saat pandemi Covid-19 melanda, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengajak Andre yang menjabat Ketua Umum ILUNI. “Alhamdulillah ini jadi momen saya berjejaring lebih luas ke banyak kalangan yang belum berkesempatan saya temui, memperluas horizon saya,” katanya.

Andre mengaku jaringan sosialnya semakin luas selama terlibat menangani pandemi setahun belakangan. “Awalnya hanya dari kalangan praktisi hukum, lalu saya masuk ke ILUNI UI, lalu di relawan ini banyak orang baru yang saya temui. Ada beragam orang yang siap bergerak maju bersama untuk Indonesia,” Andre menjelaskan.

4. Sabar

Menutup rangkaian pengalamannya, Andre mengajak para junior yang merintis karier meninjau ulang langkah-langkah sejauh ini. Semua usaha harus dilakukan yang terbaik. Selanjutnya adalah sabar menuai hasilnya. “Dari pengalaman saya sendiri, semua ada pilihan. You make the choice, sengaja atau nggak, lalu ada konsekuensi, harus usaha beri effort, give 100 percents. Maksimalkan semuanya dan sabar,” ujarnya.

Tidak ada sukses yang dihasilkan secara instan. Sukses yang sebenarnya selalu membutuhkan waktu untuk diraih. Andre sendiri tidak menduga bahwa ketekunannya bekerja di firma HPRP akhirnya berujung ikut menjadi pemilik. Ia masuk sebagai salah satu pekerja, lalu dipercaya sebagai Partner, melangkah maju sebagai Managing Partner, hingga akhirnya bergabung sebagai equity Partner.

“Mungkin nggak semua selalu terlihat hasilnya sekarang, selalu ada proses. Sesuaikan usaha dengan kapasitas kita kapanpun kita siap,” kata Andre. Selama 26 tahun berkarier, ia ikut berperan dalam transformasi HPRP bergabung dalam jaringan firma hukum global dengan nama baru Dentons HPRP. Kini Dentons HPRP tak sekadar Top 5 di skala nasional namun juga bagian dari jaringan Top Law Firm skala internasional.

Saat ditanya apa pesan khusus untuk junior yang masih di bangku kuliah, ia berpesan, “Kalau nggak suka apa yang dikerjakan, tinggalkan. Nggak akan bawa hasil yang baik untuk jangka panjang. Lakukan yang bisa dinikmati, berikan yang terbaik, ambil kesempatan yang tersedia, siap hadapi segala konsekuensinya, dan sabar dengan prosesnya. Cerita work life balance itu nggak perlu ada kalau kita suka apa yang kita kerjakan. Kalau suka, kita bisa kasih semuanya,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait