FH Universitas Singaperbangsa Karawang Berbagi Pengalaman Menjalankan IKU
Terbaru

FH Universitas Singaperbangsa Karawang Berbagi Pengalaman Menjalankan IKU

Perlu stimulus untuk mendorong tercapainya IKU antara lain beasiswa, bantuan wirausaha bagi mahasiswa, dan mendorong dosen melanjutkan studi doktoral.

Ady Thea DA
Bacaan 3 Menit

Upaya yang dilakukan Unsika untuk mencapai IKU antara lain memberi beasiswa S2 bagi mahasiswa dengan IPK lebih dari 3,5. Bantuan wirausaha melalui pendampingan program mahasiswa wirausaha. Pemberlakuan saatuan kredit prestasi untuk mendorong mahasiswa meraih prestasi dengan mengikuti perlombaan. Mendorong dosen melanjutkan studi doktoral. Melibatkan praktisi untuk memberi materi perkuliahan.

“Insentif publikasi, mewajibkan publikasi skripsi/tesis bagi mahasiswa,” urainya.

Kendati demikian, implementasi IKU di kampus Unsika menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya IKU pertama, soal lulusan mendapat pekerjaan yang layak, ada kendala sistem informasi untuk tracer study belum optimal dan formulir isian tracer study relatif panjang. IKU kedua, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus. Kendala yang dihadapi MBKM kompetitif terbatas, sementara MBKM mandiri biayanya mahal dan pengawasannya sulit. Sistem informasi pelaporannya juga berbeda dengan reguler.

IKU ketiga, mengenai dosen berkegiatan di luar kampus, Prof Saryono mengungkapkan persoalan yang dihadapi yakni minat dosen untuk bekerja atau magang di industri rendah. Sertifikat kompetensi yang kebanyakan berbayar ongkosnya relatif mahal sehingga kampus terbatas memfasilitasi dosen untuk mendapat sertifikasi. IKU keempat, mengenai praktisi mengajar di kampus, selama ini Unsika telah melibatkan dosen tamu.

IKU kelima, mengenai hasil kerja dosen yang digunakan oleh masyarakat. IKU keenam, program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia baik untuk pendanaan, sarana prasarana, dan SDM. IKU ketujuh, kelas yang kolaboratif dan partisipatif. IKU kedelapan, program studi berstandar internasional.

“Untuk akreditasi internasional belum dilakukan karena masih terkendala,” bebernya.

Pada kesempatan yang sama Dekan FH Unsika, Imam Budi Santoso, mengatakan ada fakultas yang menghadapi kendala dalam menjalankan IKU, tapi ada juga fakultas yang tergolong mulus melaksanakannya. BKS FH PTN merupakan forum yang tepat untuk berbagi pengalaman terutama FH dalam mengimplementasikan IKU. Salah satu langkah penting antara lain melakukan kolaborasi dengan dunia usaha dan industri.

“Kami ada pelatihan khusus untuk output industri karena kalangan industri juga membutuhkan sarjana hukum,” urai Imam.

Kawasan industri di Karawang perlu untuk diajak berkolaborasi karena termasuk terbesar di Asia Tenggara. “Semoga ini menjadi titik temu mengenai salah satu output sarjana hukum karena fungsi perguruan tinggi tidak hanya melahirkan (sarjana hukum,-red) tapi juga membesarkan dan mengevaluasi,” tutupnya.

Tags:

Berita Terkait