Gus Jazil: Ide Poros Partai Islam Bagus sebagai Wacana, Tapi Sulit Terwujud
Pojok MPR-RI

Gus Jazil: Ide Poros Partai Islam Bagus sebagai Wacana, Tapi Sulit Terwujud

Di sisi lain, wacana tersebut dinilai justru bisa membuat publik terjebak pada polarisasi dan politik identitas.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 2 Menit
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Foto: istimewa.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Foto: istimewa.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid memberikan tanggapan positif soal wacana poros partai politik (parpol) Islam sebagai upaya untuk membangun kekuatan demokrasi dan persatuan yang lebih kuat. Namun, di sisi lain, wacana tersebut dinilai justru bisa membuat publik terjebak pada polarisasi dan politik identitas.

 

“Hemat saya, bila tidak hati-hati, wacana ini bisa terjebak pada polarisasi dan politik identitas. Namun, wacana ini masih selevel obrolan warung kopi, tidak jelas format dan arahnya. Menurut saya itu bakal sulit terwujud,” katanya, Sabtu (17/4/2021).

 

Wakil Ketua Umum DPP PKB ini mengatakan, penggunaan istilah Poros Partai Islam juga menjadi persoalan tersendiri karena akan sulit diterima oleh publik. “Tentu kami menyambut baik wacana soal Poros Parpol Islam, tetapi kalau namanya menggunakan nama Islam, nggak tahu di Indonesia ini mayoritas penduduknya Islam, tapi kalau ada embel-embel Islam, kok, justru kurang bisa diterima, jadi kecil. Misalnya rumah sakit Islam, bank Islam, dan lain-lain. Saya setuju pada semangatnya, tapi tidak harus menggunakan istilah Koalisi Partai Islam,” ujarnya.

 

Penggunaan istilah lain, seperti Koalisi Kebangkitan dan Keadilan, atau Koalisi Persatuan Indonesia sendiri justru lebih bisa diterima publik. Ia menilai, hal ini lebih baik ketimbang menggunakan kosakata Islam yang lebih mengerucut kepada agama, dan mengecilkan poros itu sendiri.   

 

Politikus yang akrab disapa Gus Jazil ini sendiri menegaskan, wacana tersebut baru sebatas obrolan warung kopi yang tidak jelas format dan arahnya. Namun, poinnya, politik Indonesia butuh sesuatu yang baru. Parpol maupun tokoh parpol dapat menawarkan ide-ide segar serta alternatif baru untuk pemberdayaan Indonesia.

 

Karena itu, pembentukan Koalisi Poros Partai Islam tidak akan terjadi jika harus memaksakan penggunaan istilah agama. “Bahwa idenya dari moralitas Islam, itu iya. Tapi kalau formalitas menggunakan istilah Islam, saya tidak terlalu yakin. Lebih baik dikatakan Poros Kebangkitan, Poros Keadilan, atau Poros Persatuan yang arahnya menawarkan ide-ide baru bagi penguatan demokrasi, sekaligus penguatan ekonomi umat, pemberdayaan umat, pendidikan, dan macam-macam. Jadi harus ada langkah-langkahnya,” ia menambahkan.

 

Sebelumnya, pertemuan petinggi PKS dan PPP memunculkan wacana Poros Partai Islam pada 2024. Wacana tersebut kemudian bergulir dalam diskursus publik yang belakangan ramai diperbincangkan. Ada yang menyambut baik wacana tersebut sebagai sebuah gagasan baru, tetapi juga ada yang menganggap langkah tersebut sulit terwujud.

 

”Kita tunggu saja, ini akan berjalan secara alami saja,” pungkas Gus Jazil.

Tags: