Hidayat Nur Wahid Ingatkan Sisi Spiritual Tak Tergantikan Pancasila
Pojok MPR-RI

Hidayat Nur Wahid Ingatkan Sisi Spiritual Tak Tergantikan Pancasila

Sesungguhnya memperolok tuhan, agama maupun simbol-simbol agama, berarti menertawakan dasar dan ideologi negara. Juga menghina para pendiri bangsa.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit
 
"Tokoh-tokoh dari nasionalis kebangsaan seperti,  Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, hingga Mohammad Yamin, bersama tokoh nasionalis religius, antara lain, KH Wahid Hasyim, Abdul Kahar Muzakir, Haji Agus Salim, dan Alexander Andries Maramis bermufakat menyangkut Pancasila dengan sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa. Kalau sekarang ada yang mengolok dan membuat kelakar tentang  tuhan, agama dan simbol-simbol agama, itu berarti dia tidak menghormati dan mengakui kesepakatan para pendiri bangsa. Mengolok dan menjadikan tuhan, agama dan simbol agama sebagai bahan ketawaan,  juga berarti tidak menghormati individu-individu para bapak bangsa," kata Hidayat menambahkan. 
 
Padahal, menurut Hidayat, perjuangan para pendiri bangsa tidak berhenti hingga Indonesia merdeka saja, mereka terus berjuang mempertahankan kemerdekaan, dari upaya kembalinya penjajah, juga dari pengkhianatan PKI. 
 
"KH Hasyim Asy'ari bersama KH  Wahab Khasbullah dan ulama-ulama lain di Jawa Timur mengumandangkan Resolusi Jihad yang menjadi pemicu masyarakat  Jawa Timur melakukan perlawanan. Perlawanan para ulama dan santri terhadap upaya penjajah Belanda menguasai Indonesia diabadikan sebagai Hari Pahlawan 10 November, yang dikenang dengan pekik Allahu Akbar," kata Hidayat lagi.
 
Hidayat berharap, ke depan tidak ada lagi upaya memperolok tuhan, agama maupun simbol-simbol agama. Karena sesungguhnya memperolok tuhan, agama maupun simbol-simbol agama, berarti menertawakan dasar dan ideologi negara. Juga menghina para pendiri bangsa," kata Hidayat lagi. 
 
Pada kesempatan itu, Hidayat mengingatkan pesan   Bung Hatta bahwa sila pertama Pancasil  adalah sisi spiritual yang tidak tergantikan, dan tidak bisa digoyahkan. Sedangkan sila-sila  lainnya adalah sisi-sisi kehidupan menyangkut berbagai sektor,  ekonomi, budaya,  sosial,  dan politik.
Tags: