Konflik yang terjadi di tanah Palestina merupakan isu yang terus disuarakan Indonesia di kancah internasional selama hampir 10 tahun terakhir. Sebagai salah satu peserta di Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, bangsa Palestina kini menjadi satu-satunya peserta KAA yang belum kunjung memperoleh kemerdekaan.
“Indonesia memilih berada di sisi sejarah yang benar untuk membela kemanusiaan dan keadilan bagi bangsa Palestina,” ujar Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI Tahun 2024 yang berlangsung di Gedung Merdeka, Senin (8/1/2024).
Baca Juga:
- Menuntut Tanggung Jawab Israel Atas Dugaan Kejahatan Genosida di Gaza
- Palestina Meminta Israel untuk Patuhi Hukum Internasional
- Geram dengan Tindakan Israel, Negara-negara Ini Tempuh Jalur Hukum
Seperti diketahui, pasca serangan 7 Oktober 2023, kekejaman Israel kian menjadi-jadi terhadap bangsa Palestina. Retno menyoroti sebanyak 21 ribu orang lebih telah kehilangan nyawa di Gaza dengan 70 persen diantaranya merupakan anak-anak dan perempuan. Belum lagi, fasilitas publik banyak dihancurkan dan tidak kembali berfungsi, termasuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara.
Ia menyayangkan Dewan Keamanan PBB tidak mampu menghentikan genosida yang terjadi di Gaza, bahkan kekejian Israel juga terasa di Tepi Barat (West Bank). “Indonesia terus konsisten dan berada di garis depan bersama dengan bangsa Palestina memperjuangkan hak-hak mereka. Konsul Kehormatan Indonesia telah didirikan di Ramallah pada tahun 2016,” kata dia.
Kasus Palestina ini semakin menampakkan bagaimana standar ganda yang diberlakukan oleh sejumlah negara di dunia khususnya “The Global North”. Retno mempertanyakan pergi kemana seluruh perkuliahan yang selama ini mereka gaungkan terkait hak asasi manusia (HAM) tatkala menyaksikan pelanggaran kemanusiaan terjadi di Palestina.
“Bukankah bangsa Palestina memiliki hak yang sama dengan kita semua? Kenapa seakan nilai bangsa Palestina lebih rendah dari kita? Indonesia akan terus berjuang untuk Palestina,” tegasnya.