Ini Pentingnya Proses Mentoring Menurut AM Law
Terbaru

Ini Pentingnya Proses Mentoring Menurut AM Law

Dari segi pengembangan karier, mentoring dapat membantu para lawyers meningkatkan kualitas kerja, kepemimpinan, pengetahuan, dan keterampilan.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Ini Pentingnya Proses Mentoring Menurut AM Law
Hukumonline

Ada sejumlah upaya agar kantor hukum tetap berjalan, sekalipun para pendiri maupun senior partners-nya tidak terlibat langsung dalam pekerjaan sehari-hari. Selain memastikan klien mendapatkan pelayanan hukum bermutu tinggi, dari sisi internal, terdapat dua kewajiban utama yang harus dipenuhi: membangun manajemen kantor yang mumpuni dan regenerasi.

 

Pengelolaan kantor hukum biasanya disesuaikan dengan jenis hingga tujuan yang hendak dicapai. Sementara itu, regenerasi dilakukan untuk mencetak para penerus, mengingat dunia profesional juga mengenal batas usia produktif untuk bekerja.

 

“Selain itu, walaupun lawyer senior masih aktif, lawyer-lawyer muda dapat memberikan pandangan baru terhadap isu tertentu, sehingga terdapat banyak kacamata dalam memandang suatu isu,” kata Associate Lawyer di Ardianto & Masniari Counselors at Law (AM Law), Erlangga Nugraha.

 

Kualitas SDM di Industri Hukum

Setiap tahunnya, ada puluhan ribu sarjana hukum di Indonesia. Meski jumlahnya fluktuatif, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia mencatat, pada 2020 saja, ada sekitar 41.990 mahasiswa yang lulus dari Program Studi Ilmu Hukum di perguruan tinggi di Indonesia.

 

Tidak semua lulusan langsung bekerja di bidang hukum, atau secara spesifik menjadi seorang pengacara. Namun, Erlangga meyakini, di tengah perkembangan teknologi yang menawarkan kemudahan akses informasi, SDM Indonesia di industri hukum saat ini sudah cukup lihai dalam menemukan pengetahuan tentang materi atau teori hukum.

 

Di sisi lain, segala kemudahan akibat kemajuan teknologi ini juga melahirkan beragam kasus maupun transaksi baru. Misalnya, bentuk kejahatan digital berupa pembobolan rekening atau penipuan di transaksi e-commerce. Belum memadainya instrumen hukum, mengakibatkan banyak lawyers kesulitan dan membutuhkan waktu lama untuk mendalami kasus maupun transaksi ini. Apalagi, bagi para lawyers yang belum cukup tinggi jam terbangnya.

 

“Mereka masih dalam proses belajar, sebab pada saat berkuliah, mayoritas dari mereka belum mendapatkan materi atau pembekalan mengenai hal tersebut,” ujar Erlangga.

Tags:

Berita Terkait