Inspirasi dari Novel Meraih Mimpi
Pojok MPR-RI

Inspirasi dari Novel Meraih Mimpi

Novel Meraih Mimpi diharapkan bisa diperbanyak dan dibagikan kepada masyarakat sehingga menginspirasi dan memberi semangat dalam mencapai cita-cita, tidak pasrah,karena alasan kemiskinan.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Bedah Novel Meraih Mimpi. Foto: Istimewa.
Bedah Novel Meraih Mimpi. Foto: Istimewa.

JAKARTA - Anggota MPR RI Hj. Sadarestuwati SP, M.MA mengapresiasi terbitnya novel Meraih Mimpi yang diinisiasi Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal MPR RI. Menurutnya, novel tersebut berisi kisah-kisah menarik, mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda, serta masyarakat Indonesia.

Sebagian kisah dalam novel Meraih Mimpi, kata Sadarestuwati menyerupai perjalanan hidup yang pernah dilaluinya. Karena untuk  menjadi anggota legislatif seperti sekarang, Sadarestuwati harus bekerja keras, tidak gampang putus asa dan selalu ingat serta berpasrah diri kepada Allah SWT.

“Saya adalah anak petani, yang tidak meneruskan pendidikan dokter sesuai keinginan orangtua dan memilih pindah ke fakultas pertanian. Kepindahan ini membuat bapak marah dan tidak mau menegur. Dalam kondisi tersebut saya bertekad untuk hidup mandiri,” kata Sadarestuwati menambahkan.

Karena enggan meminta biaya kuliah pada orangtuanya, Sadarestuwati yang akrab di panggil Estu pun rela menjadi supir taksi. Ia juga berjualan beras di Surabaya. Tak cukup itu saja, Estu juga tak malu-malu menjalani profesi sebagai sales. Semua itu dilakukan semata-mata untuk mengejar cita-citanya menyelesaikan pendidikan di bangku perguruan tinggi.

Pernyataan itu disampaikan Hj. Sadarestuwati S.P, M.MA, Anggota MPR RI saat menjadi pembicara pada acara bedah novel Meraih Mimpi. Acara tersebut berlangsung di Selasar Nusantara IV, Komplek MPR/DPR/DPD RI, Rabu (10/11/2021). Bedah novel Meraih Mimpi merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada Pekan Kehumasan 8-11 November 2021. Selain Sadarestuwati, acara tersebut juga menghadirkan narasumber pengamat literasi Ade E. Sumengkar, S. Pd, M.M, AAAIJ. Ikut hadir pada acara tersebut Kepala Biro Humas dan   Sistem Informasi Sekretaris Jenderal MPR Siti Fauziah.

Setelah menyelesaikan Pendidikan Sarjana Pertanian, kata Sadarestuwati, ia terus  melanjutkan usahanya yang semakin besar hingga akhirnya dipercaya memimpin sebuah BUMN yang beroperasi di Surabaya.

“Jangan pernah merasa paling rendah dan paling tidak mampu, karena tidak memiliki apa-apa. Sebaliknya jadikan kesulitan, karena tidak memiliki apa-apa, itu sebagai energi positif untuk mengejar cita-cita dan meraih kesuksesan,” kata Estu lagi.

Sementara  Pengamat Literasi Ade E. Sumengkar, S. Pd, M.M, AAAIJ berpendapat Meraih Mimpi berisi cerita yang sangat menarik, mampu mengocok dan mengharubirukan perasaan pembacanya. Novel ini juga mengandung kisah inspiratif yang bagus dibaca oleh seluruh masyarakat Indonesia karena mengandung teladan dan perjuangan dalam meraih mimpi.

“Kalau dinikmati secara serius, kita bisa dibuatnya menangis, haru dan bahagia. Ini benar-benar kisah yang sangat baik, karena di  dalamnya   terdapat karakter bangsa Indonesia yang dicerminkan dalam Empat Pilar MPR RI,” kata Ade E. Sumengkar.

Ade E. Sumengkar berharap   Meraih Mimpi bisa diperbanyak dan dibagikan kepada masyarakat sehingga bisa menginspirasi dan memberi semangat dalam mencapai cita-cita, tidak  sekadar pasrah, karena alasan kemiskinan.

Novel Meraih Mimpi menceritakan perjuangan serta rintangan yang harus dilalui Sukmo mengejar keberhasilan. Saat masih kecil, ayahnya jatuh sakit dan memaksanya pulang untuk  beristirahat di kampung. Sukmo dihadapkan pada pilihan sulit, ikut ayahnya  pulang ke kampung   atau berjuang sendiri di kota besar.

Ternyata Sukmo memilih berjuang untuk meraih cita-cita. Ia kemudian pergi ke masjid   menjadi tukang bersih-bersih, sekaligus mencari tempat berteduh. Dengan cara ini Sukmo mulai menabung untuk menempuh tekadnya melanjutkan pendidikan.

Nahas, uang yang ditabungnya malah raib. Tetapi Sukmo tidak marah. Ia berusaha makin keras agar bisa mengembalikan uang yang hilang. Nasib membawanya bekerja menjadi anak kapal yang membawa barang-barang dagangan. Singkat cerita, berkat  kerajinannya Sukmo pun dipercaya oleh pemilik kapal dan ia diberi tanggungjawab untuk mengelola kapal tersebut.

Kesuksesan menjadi pengusaha ada di depan matanya, jika ia melanjutkan kepercayaan mengurus kapal. Tetapi Sukmo memilih melanjutkan pendidikan hingga akhirnya selesai dari perguruan tinggi luar negeri dan sukses membangun usahanya. Tetapi, tidak sedikit aral melintang yang harus dia singkirkan sebelum benar-benar mencapai keberhasilan.

Tags: