Kasus Virus MERS, Anggota Dewan Tuding WHO Ambil Keuntungan
Aktual

Kasus Virus MERS, Anggota Dewan Tuding WHO Ambil Keuntungan

RFQ
Bacaan 2 Menit
Kasus Virus MERS, Anggota Dewan Tuding WHO Ambil Keuntungan
Hukumonline
Anggota Komisi IX Poempida Hidayatulloh menuding World Health Organization (Badan Kesehatan Dunia) mengambil keuntungan atas mencuatnya virus MERS. Menurut Poempida, WHO sengaja tak mengeluarkan vaksin penawar virus MERS. Sebab WHO melihat peluang negara mana saja yang akan menanamkan investasi dalam pembuatan penawar virus MERS.

“WHO ini akal-akalan dan sedang cari keuntungan buat investasi karena sampai saat ini belum mengeluarkan vaksin virus MERS-CoV. Seharusnya, WHO segera mengeluarkan vaksinnya agar virus ini dapat di atasi," katanya di Gedung DPR, Senin (12/05).

Dikatakan Poempida, dalam pembuatan produk vaksin penawar virus MERS banyak kepentingan ‘bisnis’. Pasalnya, biaya pembuatan vaksin tidaklah murah, tapi membutuhkan biaya yang cukup besar mencapai triliunan rupiah. Makanya, WHO dalam mengeluarkan vaksin penawar virus MERS lebih melihat untung rugi. “Ini (vaksin virus MERS-CoV) kepentingan bisnis sekali, Indonesia jangan terpengaruh oleh kepentingan asing,” ujarnya.

Dari sisi teknologi, kata Poempida, Indonesia mampu membuat vaksin virus tersebut. Menurutnya, Indonesia  memiliki pabrik vaksin virus flu burung. Meskipun pabrik tersebut sedang tersandung persoalan hukum dan tidak dapat digunakan kembali, untuk memproduksi vaksin penawar tetap membutuhkan biaya yang cukup besar.

Menurut politisi Partai Golkar itu, korban virus MERS-CoV mencapai 77 orang dari total 15 ribu jamaah umrah Indonesia. Memang korban virus MERS lebih sedikit dibanding korban flu burung mencapai 200 orang. “Korbannya dibawah 1 persen (virus MERS), buat apa bikin vaksin sendiri, mendingkan buat vaksin DBD (Demam Berdarah Dengue) atau AIDS yang korbannya sudah banyak di Indonesia,” pungkasnya.
Tags: