Dia menilai peranan media sebagai pembawa angin demokratisasi yang diperjuangkan melalui reformasi, saat ini cenderung menjadi medium kekuasaan aktor politik. Dampak berbahaya dari praktik konglomerasi, memberikan kontribusi negatif terhadap demokrasi. “Kita berharap catatan itu bisa menghentikan pembungkaman kemerdekaan pers dan mengutamakan keselamatan jurnalis,” katanya.
Tetap kritis, objektif
Anggota Komisi III DPR Rudy Mas’ud mengatakan peran pers sebagai pilar demokrasi keempat harus konsisten dalam menjaga kekritisan terhadap berbagai bentuk ketidakadilan. Sebagai penyambung lidah rakyat, pers harus berdiri tegak, tetap kritis, objektif, dan profesional di tengah perubahan dan perkembangan media digital yang semakin pesat. Pers juga harus menyajikan informasi yang sehat dan mencerdaskan masyarakat.
“Kita butuh pers yang tetap kritis, objektif, dan profesional sebagai pendorong energi positif bagi masyarakat yang sangat melek terhadap informasi. Apalagi sekarang zamannya kekebasan berpendapat,” ujar Rudy Mas’ud dalam keterangannya di Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari 2021, Selasa (9/2/2021).
Dia mengatakan kebebasan pers yang telah dimulai sejak era reformasi harus dipertahankan. “Pers mesti dapat menjadi akselerator perubahan dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya di masyarakat. Kendati di era keterbukaan informasi dan digitalisasi, tak menyurutkan pers menyuarakan informasi secara berimbang,” kata dia.
Menurutnya, pers terus dibutuhkan dengan cara pemberitaan yang jenih, objektif, kritis, dan aktif melawan informasi bohong di tengah pesatnya arus penyebaran informasi tanpa batas. Pers juga memiliki tanggung jawab moral melahirkan generasi cerdas dan sehat. “Tanpa Pers, maka kita akan ‘buta’ dan ‘tuli’ terhadap perubahan zaman.”