Melda Kamil Ariadno: Dari Mahasiswa Berprestasi, Lawyer, Hingga Menjabat Dekan FH UI
Berita

Melda Kamil Ariadno: Dari Mahasiswa Berprestasi, Lawyer, Hingga Menjabat Dekan FH UI

"Sebenarnya hidup bukan soal mencari uang. Apa yang ingin kamu lakukan di dunia ini? Kalau kamu memimpikan sesuatu, buatlah menjadi kenyataan".

Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Dan yang saya inginkan, kalau mahasiswa berprestasi, tidak perlu cari kerja lagi, malah sudah diminta oleh berbagai institusi. Saya ingin FH UI ini mahasiswanya di-ijon. Talent hunting datang minta mereka. Kita harus bangun kepercayaan berbagai institusi kepada lulusan kita.

 

Saya akan coba agar mata kuliah praktik itu nanti menjadi magang yang juga bagian dari hitungan kredit semester. Di fakultas lain sudah ada yang begitu. Kurikulum akan kita sesuaikan, bahkan mungkin nanti kita tambah mata kuliah baru khusus magang. Itulah yang akan membuat mahasiswa kita tidak hanya bright, tapi juga knowledgeable dan skillful.

 

Fokus kontribusi apa yang FH UI akan berikan bagi dunia hukum nasional kita di masa kepemimpinan anda?

Saya juga ingin membumi. Selama ini para Profesor dan ahli dari FH UI telah berkontribusi berdasarkan permintaan. Akhirnya yang diminta itu-itu saja padahal mungkin tidak tepat. Maka saya akan buat sarana untuk mengajak semua dosen FH UI ini “bunyi” berdasarkan bidangnya masing-masing. Selama ini kalau nggak diminta atau nggak diundang ke siaran TV mereka nggak bunyi. Kalau nggak diminta menjadi drafter dari naskah akademik nggak bunyi juga.

 

Saya akan coba membuat kerjasama dengan berbagai macam instansi, NGO, international organization, agar kita yang menawarkan diri membantu kalau ada isu penting. Proaktif mengomentari isu dan memberikan masukannya. Riset-riset pun akan didorong pada practical oriented, bukan doctrinal research saja.

 

(Baca Juga: Pembaru Hukum Harus Berani Ambil Keputusan Cermat Bagi Kemajuan Bangsa)

 

Soal carut marut dunia hukum Indonesia harus kita evaluasi internal, kita harus sadar memang banyak lulusan FH UI ini tidak mau duduk di Kementerian, tidak mau jadi Jaksa, tidak mau jadi Hakim. Lalu, how than we could blame them? Karena kita juga nggak mau di situ. Seandainya mau di situ setidaknya bisa berkontribusi ikut menjadikannya baik.

 

Jadi salah satu yang harus kita lakukan juga mendorong mahasiswa kelak lebih banyak masuk ke sektor publik dengan berbagai macam cara. Agar memperlihatkan kepada mahasiswa bahwa go to the public sector is part of your contribution to the nation. Public sector is the one who will shape the law. Ya kan?

 

Anda bisa jadi lawyer, tetapi kalau yang bentuk hukum tidak punya idealisme, how than? Terjadi dikotomi kepentingan. Pastinya yang menang yang sektor publik lah. Sektor privat akhirnya harus ikut.

 

Para dosen nanti akan lakukan advokasi kepentingan publik secara proaktif, pun tidak juga sekadar mendukung pemerintah. Katakan tidak jika memang tidak. Dan itu untuk semua dosen, bukan hanya yang media darling.

 

Salah satu ujung tombaknya akan dibentuk kluster keilmuan, semacam kawah candradimuka untuk pengembangan keilmuan. Setiap Profesor akan diminta membidani agar para dosen berkembang keilmuannya mulai dari publikasi riset, naik jenjang pendidikan akademiknya hingga nanti jadi Profesor baru. Profesor akan secara terstruktur terbentuk. Bahkan mahasiswa juga diajak serta berkelanjutan terlibat dalam riset. Lalu Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum dan Klinik Hukum juga akan didorong aktif terlibat pada isu publik untuk diadvokasi.

 

Bagaimana dengan pelibatan para alumni FH UI dalam segenap misi anda itu?

Untuk para alumni di ILUNI FH UI, please come home. Jadi ini waktunya untuk come home. Anda sudah berhasil dimana-mana, this is the time to develop our faculty, hand in hand. Bersama-sama dengan semua yang ada di jajaran manajemen fakultas di sini.

 

Pertama nih, kami nggak ingin alumni hanya untuk menyumbang dana membangun gedung atau renovasi ruangan. Itu penting, tapi selain itu kita juga membutuhkan pemikiran dan pengalaman profesional mereka dibagikan di sini.

 

Saya akan merancang perbaikan kurikulum, terutama kelas khusus internasional. Kami butuh pengayaan dari pengalaman profesional para alumni yang telah berkarya di dunia nyata. Bahkan secara terstruktur menjadi semacam dosen luar biasa untuk memperkaya isi perkuliahan.

 

Kemudian yang juga kami harapkan agar alumni bisa banyak bekerjasama menyelenggarakan pelatihan pengembangan keahlian hukum berdasarkan pengalaman profesional mereka. FH UI saat ini sudah memiliki unit Continuing Legal Education. FH UI membuka pintu selebar-lebarnya kepada alumni berkontribusi.

 

Terakhir, apa pesan anda kepada para mahasiswa FH UI?

Saya berharap ketika masuk ke FH UI tidak take it for granted. Betul anda very bright kemudian dapat kesempatan masuk ke UI. Tapi menurut saya itu adalah amanah. Seperti sekarang saya mendapat amanah menjadi Dekan, anda juga mendapatkan amanah sebagai mahasiswa FH UI. Bukan hanya untuk mendapatkan nilai setinggi-tingginya saja lho, tetapi juga bagaimana anda kritis kepada masalah-masalah di masyarakat.

 

From a very simple way, nggak usah dulu bicarakan masalah hukum di masyarakat, mulai saja dari bagaimana kondisi masyarakat, ada kisruh di mana, ada dinamika perekonomian di mana. Dari sanalah akan timbul kepekaan sosial untuk dihubungkan dengan berbagai mata kuliah yang dijalani dan berpikir: what can I do than? Kalau saya lulus nanti apa yang bisa saya lakukan? Atau kalaupun belum lulus, mungkin ada sesuatu yang bisa saya lakukan?

 

Saya akan menggalakkan juga K2N (Kuliah Kerja Nyata). Sejak dulu saya jadi mahasiswa tahun 1987 untuk FH UI tidak pernah diwajibkan. Menurut saya ini agak menyedihkan. Betul juga kalau nggak diwajibkan banyak yang enggan ikut, toh nggak ada kredit semesternya. Akan coba kita rumuskan kembali agar ada kredit semesternya. Paling tidak ada dorongan besar-besaran agar mahasiswa go to the society.

 

Dengan begitu mahasiswa bisa melihat ternyata dunia tidak senyaman yang dibayangkan. Agar belajar ikut memberikan solusi bagi masyarakat dengan informasi, pengetahuan, ilmu yang mereka dapatkan dari perkuliahan. Mudah-mudahan saat lulus benar-benar bisa berkontribusi bagi Indonesia, bahkan juga di tingkat internasional.

 

Saat ini ada gejala mahasiswa merasa nyaman kuliah secepat mungkin, mendapat nilai sebaik-baiknya, lalu lulus dan masuk ke law firm terbaik di Jakarta. Itu yang terpikir oleh banyak dari mereka. Untuk ikut student exchange saja enggan karena tidak mau kuliah lebih lama. Padahal ada banyak wawasan berharga di luar aktivitas perkuliahan untuk memperluas perspektif.

 

Ketika anda keluar sebagai lulusan, anda mengemban nama FH UI, fakultas hukum tertua di Indonesia. Harusnya bisa berkiprah tidak hanya untuk kepentingan dirinya dan keluarganya tapi for the good of the nation.

 

Tags:

Berita Terkait