Mendambakan Hukum yang Responsif dalam Pengaturan Ketamine
Kolom

Mendambakan Hukum yang Responsif dalam Pengaturan Ketamine

Urgensi dan penetapan ketamine dalam Daftar Narkotika Golongan I ini tidak menimbulkan permasalahan sepanjang ada pengaturan yang membatasi penggunaan ketamine hanya dalam bidang medis, khususnya dalam prosedur anestesi.

Bacaan 8 Menit

Sediaan ketamine terdiri dari serbuk, pil atau kapsul, cair. Namun, dalam perkembangannya ketamine banyak diproduksi sebagai cairan suntik yang bening dan bubuk berwarna terang. Adapun nama dagang ketamine meliputi Anaket, Anasket, Anesketin, Brevinase, Brevinaze, Calypsol, Calypsovet, Chlorketam, Imalgene, Inducmina, Kalipsol, Ketalar, Ketaset, Ketmex, Ketotal, Ketamine-500 (astrapin), dan Imalgen.

Ketamine merupakan jenis obat bius total atau anestesi umum yang dapat diberikan kepada pasien dalam tindakan medis, salah satunya adalah sebagai penghilang nyeri. Ketamine tidak menimbulkan nyeri dan tidak menimbulkan iritasi, obat ini dapat merangsang kardiovaskuler yaitu dipertahankannya tekanan darah pada penderita dengan risiko buruk dan sebagai bronkodilator (bronkodilator adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan gejala akibat penyempitan saluran pernapasan, seperti batuk, mengi, atau sesak napas. Asma dan penyakit paru obstruksi kronis adalah dua kondisi yang sering diobati dengan bronkodilator).

Ketamine juga dipergunakan untuk sedasi pasien pediatri (pediatri adalah pasien berusia muda, yaitu bayi dan anak hingga remaja atau dewasa muda dengan usia berkisar antara 18 hingga 21 tahun) yang menjalani prosedur di luar kamar operasi. Ketamine sering dipergunakan untuk sedasi atau anestesi umum, salah satunya pada pasien di unit perawatan kritis karena memiliki efek sedatif (suatu keadaan terjadinya penurunan kepekaan terhadap rangsangan dari luar karena ada penekanan sistem saraf pusat yang ringan) dan analgesik (pereda nyeri atau painkiller) serta pengaruh pada hemodinamik (dinamika aliran darah).

Selain dalam prosedur anestesi, ketamine menjadi salah satu obat yang digunakan dalam prosedur medis di ICU. Hal ini dikarenakan ketamine memiliki kegunaan untuk menghilangkan rasa sakit dalam mekanisme medis, sehingga ketamine dapat berfungsi sebagai obat dalam analgesia (proses menghilangkan nyeri). Ketamine sebagai obat dalam analgesia dapat berperan sebagai pereda nyeri yang menghilangkan rasa sakit dengan cara mengurangi peradangan di tempat rasa sakit atau dengan mengubah persepsi rasa sakit di otak tetapi tidak mengatasi penyebab yang mendasarinya. Ketamine dalam analgesia ini berguna untuk penanganan nyeri akut pada beberapa kondisi sakit dan penanganan nyeri pasca operasi. Ketamine merupakan obat yang memiliki mekanisme kompleks dan memiliki banyak sifat untuk dapat meredakan berbagai nyeri.

Pemberian ketamine dalam dosis yang tepat dapat memulihkan Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) pada penderita penyakit asma. Asma adalah suatu kondisi kronis yang ditandai dengan peradangan di saluran pernapasan. Gejala umum asma termasuk sesak napas yang memburuk dengan dibarengi aktivitas mengi, dan batuk. Aliran udara yang dihembuskan dari paru-paru dapat dibatasi karena peradangan atau penyumbatan akibat kelebihan lendir. Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) atau puncak laju aliran pernapasan adalah tes yang mengukur seberapa cepat seseorang bisa menghembuskan napas. Tes ini memeriksa fungsi paru-paru, dan sering digunakan untuk pasien yang memiliki penyakit asma.

Pada penyakit jantung dan gangguan jalan nafas, ketamine berperan sebagai stimulan dalam menstabilkan jalan nafas bagi yang memiliki gangguan jalan nafas. Anestesi ketamine berperan mengatasi penyakit atau gangguan jantung yang meliputi: tamponade jantung (tamponade jantung merupakan suatu kondisi gawat darurat, di mana terdapat cairan atau darah pada ruang antara otot jantung dengan selaput pembungkus jantung atau perikardium. Pada keadaan normal, cairan atau darah ini tidak ada pada ruangan tersebut); pericarditis (peradangan) restriktif; penyakit jantung kongenital (penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah dari dan menuju ke jantung sehingga bisa mengancam jiwa). Hal ini karena ketamine mempertahankan frekuensi jantung dan tekanan atrium kanan melalui efek stimulan simpatetik sehingga membuat ketamine menjadi pilihan obat yang tepat untuk induksi dan maintenance pada kondisi dalam penyakit jantung.

Ketamine berperan untuk mengatasi sepsis. Sepsis adalah komplikasi berbahaya akibat respon tubuh terhadap infeksi. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun drastis sehingga terjadi kerusakan pada organ dan jaringan tubuh, bahkan bisa mengancam nyawa penderitanya. Ketamine dapat dipergunakan sebagai imunoterapi sepsis dengan memodulasi konsentrasi kalsium intraseluler.

Tags:

Berita Terkait