Pemanfaatan AI untuk Pemilu, Pendidikan, Hingga Layanan Publik
Terbaru

Pemanfaatan AI untuk Pemilu, Pendidikan, Hingga Layanan Publik

AI ke depannya bagaimana? Tergantung, apakah kita mau jadi pengguna atau kita sebagai pembuat AI. Terkait ekosistem AI, jika ingin maju maka sebaiknya menggunakan AI buatan anak bangsa.

Agus Sahbani
Bacaan 4 Menit
Narasumber diskusi sesi 2 dalam kegiatan Indonesia Digital Conference (IDC) 2023 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Hotel El Royale, Bandung, Selasa (22/8/2023). Foto: Istimewa
Narasumber diskusi sesi 2 dalam kegiatan Indonesia Digital Conference (IDC) 2023 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Hotel El Royale, Bandung, Selasa (22/8/2023). Foto: Istimewa

Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) kian menyeluruh hingga ke berbagai sektor kehidupan. Salah satunya, termasuk dalam hal pelayanan publik. Dalam kegiatan Indonesia Digital Conference (IDC) 2023 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Hotel El Royale, Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/8/2023), beberapa panelis menjelaskan mengenai pemanfaatan AI untuk kebutuhan pemilu, bidang pendidikan, hingga pelayanan publik.

Sesi ini dipandu Pemimpin Redaksi MNC Trijaya Gaib Maruto Sigit menghadirkan panelis Luky Djani (CEO Pemilu.AI), Davyn Sudirdjo (Founder Masa AI), Yugie Nugraha (Head of AI Solution, Feedloop), dan Ayu Purwarianti (Kepala Pusat AI ITB). Dalam hal Pemilu, CEO Pemilu.AI Luky Djani menjelaskan perkembangan teknologi memungkinkan partai politik dan calon anggota legislatif (caleg) memanfaatkan teknologi AI untuk membantu dan menunjang dalam proses kampanye pemilu.

Baca Juga:

Platform ini, kata Luky, bisa membantu caleg mengenal konstituennya dan wilayah daerah pemilihannya. Ia mengatakan pemilu di Indonesia merupakan pemilu yang unik, kompetitif, sekaligus pemilu yang rumit dan kompleks. “Tidak semua caleg bisa dan mampu menyewa konsultan politik. Jadi kami membuat para konsultan politik secara digital. Para caleg itu bisa memiliki konsultan politik personal dalam versi digital, sehingga mereka terbantu dalam kampanyenya," kata Lucky dalam pemaparannya, Selasa (22/8/2023).

Dia menjelaskan dalam Pemilu.AI ini menggabungkan sekitar 120 set data yang tersedia di public, seperti data-data kementerian, BPS, pemilu, dan data-data politik lainnya, kemudian digabungkan ke dalam sistem dan mesin Pemilu.AI. "Kami bisa membantu caleg untuk bisa tahu apa masalahnya di daerah pemilihan (dapil) tersebut, apa saja profil demografi calon pemilihnya, daerah mana saja dia punya potensi menang atau mendapat suara. Dengan demikian kita bisa mengefektifkan kampanye, membuat kampanye lebih microtargeting tepat sasaran sesuai dengan presentasi caleg," ucapnya.

"Pada saat kami memaparkan ini ke depan partai-partai dan caleg-caleg. Mereka bisa menghemat dana kampanye sekitar 30-40 persen," ujar Luky menambahkan.

Sementara itu, Founder Masa AI Davyn Sudirdjo menjelaskan bidang pendidikan sangat membutuhkan teknologi AI untuk meningkatkan SDM. Ini selaras dengan komitmen Presiden Joko Widodo yang ingin ekonomi Indonesia naik ke nomor 4 dunia. "Pendidikan itu membuka pikiran kita, membuat kita lebih percaya diri bahwa kita bisa mengerjakan apa saja yang kita mau. Untuk mencapai target ekonomi tersebut, yang paling penting adalah tulang punggungnya yakni sumber daya manusia," kata Davyn.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait