Pembuktian merupakan elemen penting dari proses persidangan, yaitu mendukung kebenaran suatu peristiwa. Dalam konteks hukum, arti penting pembuktian adalah mencari kebenaran suatu peristiwa hukum, yaitu setiap peristiwa yang mempunyai akibat hukum. Apakah benar A mempunyai perjanjian jual beli dengan B, apakah C merupakan pelaku pembunuhan terhadap D, apakah X benar merupakan ayah biologis Y, semuanya dipastikan lewat pembuktian.
Pembuktian dalam hukum pidana dianggap menjadi lebih penting karena yang dicari dalam proses beracara pidana adalah kebenaran materiil. Para ahli hukum telah mengemukakan banyak pendapat tentang pembuktian, yang pada dasarnya sepakat tentang arti pentingnya dalam setiap proses hukum. Arti penting pembuktian adalah mencari kebenaran atas suatu peristiwa, yang dalam hukum pidana berarti kebenaran materiil dari peristiwa tersebut. Namun bukan berarti pembuktian baru dimulai pada persidangan di muka pengadilan.
Menurut Eddy O.S Hiariej (2012), pembuktian dalam perkara pidana sudah dimulai dari tahap penyelidikan untuk mencari dan menemukan peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana untuk menentukan dapat tidaknya dilanjutkan ke tahap penyidikan. Penyelidik mencari bukti-bukti permulaan, demikian pula penyidik mencari barang bukti untuk membuat terang suatu tindak pidana dan menentukan siapa tersangkanya.
Proses pembuktian setiap tindak pidana tidak sama. Ada yang mudah, ada yang sulit. Ada yang selesai dalam hitungan jam, hari, pekan atau bulan, tetapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Bahkan ada yang kemudian menjadi kasus yang sulit diungkap (cold cases). Perkembangan teknologi terutama di bidang kesehatan, seperti DNA, terbukti banyak membantu kerja aparat penegak hukum selama proses pembuktian siapa yang melakukan tindak pidana. Tidak kalah pentingnya adalah menentukan apakah suatu peristiwa adalah peristiwa pidana. Bukan mustahil, suatu perkara yang diajukan ke persidangan terbukti, tetapi menurut penilaian hakim bukan merupakan tindak pidana.
