Penerapan Health, Safety and Environment di Perusahaan Saat Pandemi Covid-19
Terbaru

Penerapan Health, Safety and Environment di Perusahaan Saat Pandemi Covid-19

Penerapan budaya 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak) menjadi bagian penting dalam K3 di masa pandemi.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Hukumonline mengadakan webinar Hukumonline Regulatory Compliance Talks dengan judul Peran dan Tantangan HSE Mengawal Aspek K3 di Masa Transisi Pandemi, Kamis (18/11). Foto: MJR
Hukumonline mengadakan webinar Hukumonline Regulatory Compliance Talks dengan judul Peran dan Tantangan HSE Mengawal Aspek K3 di Masa Transisi Pandemi, Kamis (18/11). Foto: MJR

Penerapan prosedur kesehatan dan keselamatan menjadi aspek penting yang harus diterapkan korporasi terlebih saat pandemi Covid-19. Penerapan budaya 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak) menjadi bagian penting dalam K3 di masa pandemi. Begitu pentingnya, terdapat divisi atau karyawan yang bertanggung jawab terhadap penerapan health, safety, environment (HSE) di suatu korporasi.

Saat ini, pekerja HSE memiliki tantangan besar selain untuk meminimalisasi laju perkembangan Covid-19. Tantangan lain juga untuk melindungi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja. Hal ini tentu memberikan pengaruh untuk peningkatan produktivitas kinerja HSE officer.

Divisi ini menjadi aktor kunci untuk untuk memfasilitasi akses ke informasi yang dapat diandalkan bagi pekerja dan manajemen demi mempromosikan pemahaman tentang penyakit dan gejala hingga melakukan langkah pencegahan dan melakukan penilaian risiko dan membutuhkan bimbingan khusus.

Melihat pentingnya hal tersebut, Hukumonline mengadakan webinar Hukumonline Regulatory Compliance Talks dengan judul “Peran dan Tantangan HSE Mengawal Aspek K3 di Masa Transisi Pandemi”, Kamis (18/11). Materi pada acara tersebut disampaikan HSE & Regulatory Compliance Specialist BDP International, Mardiyah Tri Angganis, Analyst Occupational Safety PHE ONWJ, Taufik Akbar Dermawan dan Associate Safety Compliance & CSMS PHE ONWJ, Irma Lestari.

Angganis menjelaskan perusahaannya telah melakukan persiapan menghadapi pandemi sejak penyebaran virus masih terbatas di Wuhan, Cina pada Desember. Pihaknya telah menyiapkan perencanaan kelanjutan bisnis (business continuity plan) sejak Januari.

“Sehingga saat Indonesia baru kena Maret kami sudah jauh lebih siap. Kami juga saat itu sudah membantu negara-negara Asia Pasifik lain seperti Cina dan Singapura sejak Januari,” jelas Angganis. (Baca: Cara Praktis Tim HSE Perusahaan Buat Laporan Kepatuhan Lebih Akurat Pasca UU Cipta Kerja)

Angganis menambahkan pada awal pandemi terdapat berbagai kendala dalam bekerja. Namun, setelah beradaptasi, koordinasi dan komunikasi para stakeholder dan shareholder sudah berjalan lancar.

“Terjadi di awal-awal, ketika terbiasa, conference call berkali-kali membentuk jam kerja yang berbeda. Namun seiring komunikasi dan koordinasi stakeholder dan shareholder hanya di awal saja terjadi kesulitan,” jelas Angganis.

Hukumonline.com

Sementara itu, Taufik menceritakan kesiapan sejak awal merupakan kunci menghadapi tekanan bisnis saat pandemi. Dia mengatakan pihaknya memasukan pandemi merupakan salah satu komponen yang dapat mendisrupsi kegiatan bisnis. Pihaknya juga bekerja sama dengan divisi kepatuhan untuk melihat aturan yang jadi isu. Dari hasil analisisnya, pihaknya memutuskan mekanisme kerja pada para karyawan dengan penerapan HSE.

“Kami ada fungsi safety crisis and management. Kami juga buat business continuity plan sejak 2016. Kami identifikasi disrupsi pada bisnis salah satunya pandemi, lalu juga ada kegagalan infrastruktur IT atau tidak bisa akses ke office. Kami langsung apa prosedur yang dibuat langsung dijalankan. Isu-isu sejak Januari dan Februari lalu penerapannya pada Maret. Kami berkoordinasi dengan tim compliance untuk melihat regulasi atau aturan yang jadi isu,” jelas Taufik.

Kemudian, Irma juga menjelaskan pihaknya juga bekerja sama dengan tim health untuk membuat aturan dan prosedur protokol pencegahan Covid-19. Peran HSE juga diperlukan dalam pengawasan pada mekanisme kerja para karyawan agar bekerja secara aman dan sehat.

Sehubungan produktivitas, Irma mengatakan pada awal terjadi penyesuaian cara kerja karyawan. Dari beberapa program yang sudah dijadwalkan harus mengalami penundaan jadwal. Salah satu alternatif, program-program yang tertunda tersebut dapat dilakukan secara virtual. Dia juga menjelaskan Key Performance Indicators (KPI) pada timnya tercapai.

Alhamdulillah, KPI di internal HSE ini tercapai dalam ruang lingkup perusahaan,” jelas Irma.

Tags:

Berita Terkait