Penggunaan AI Marak, Kominfo Godok Aturan AI
Terbaru

Penggunaan AI Marak, Kominfo Godok Aturan AI

Artificial Intelligence (AI) berbahasa Indonesia diharapkan lahir dari ekosistem telekomunikasi di tanah air. Saat ini, Kominfo tengah menyusun aturan penggunaan AI untuk mengantisipasi dampak negatif.

CR 31
Bacaan 3 Menit
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (tengah). Foto: JAN
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (tengah). Foto: JAN

Penggunaan Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan telah menyentuh banyak sektor dan dirasakan kehadirannya di dalam masyarakat. Tak hanya itu, AI mampu menciptakan peluang dalam bidang perekonomian dan telekomunikasi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengungkapkan kehadiran AI mampu meningkatkan efektivitas kegiatan komersial melalui otomatisasi layanan pelanggan. Sejumlah negara kini memaksimalkan potensi AI, begitu pula dengan Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah akan membuat aturan ihwal penggunaan teknologi AI.

"Dunia sudah membicarakan AI, dan kami harus mengantisipasi disrupsi teknologi ini dengan baik. Bila Indonesia tak mengantisipasi perkembangannya dikhawatirkan dampak destruktif lebih banyak ketimbang dampak konstruktif," ujar Budi Arie, dalam acara Tech & Telco Summit 2024, Selasa (5/3/2024) di Jakarta.

Baca Juga:

Menkominfo berharap bakal lahir ekosistem telekomunikasi untuk menghadirkan, merancang, membuat AI berbahasa Indonesia, sehingga teknologi AI dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selanjutnya, AI dapat berperan mendeteksi dan mencegah upaya penipuan di dunia maya. Bahkan, AI dianggap jadi katalis keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon.

"Ya, pasti. AI akan berkembang terus dan kami secara serius mengantisipasi ini dengan berencana membuat aturan mengenai AI," ungkap Budi.

Budi berpendapat nilai pasar AI di tingkat global diperkirakan mencapai US$13 triliun dolar pada tahun 2030. Sementara pada tingkat ASEAN, pemanfaatan AI diperkirakan menyentuh US$1 triliun dolar AS dengan US$366 miliar diantaranya diprediksi berasal dari Indonesia.

Tags:

Berita Terkait