Semarak Meriahnya Pembukaan Rakernas Peradi
Rakernas Peradi III:

Semarak Meriahnya Pembukaan Rakernas Peradi

Rakernas ini diharapkan menghasilkan hal-hal baru dan program kerja Peradi dalam satu tahun mendatang.

Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit

 

Ia mengaku sempat diminta mundur sebagai Ketua Umum PSSI karena dianggap tidak bisa membawa prestasi Timnas lebih baik. “Saya menjadi Ketua PSSI, ribut saya suruh turun, tetapi paling tidak anggota Peradi banyak, saya sekarang kalau ada apa-apa Peradi berbondong-bondong membela saya. Harusnya jadwal saya jam 10 ini saya ada acara ke Jakarta, tetapi nanti tidak ada yang bela saya,” ujar Edy yang kembali disambut tawa peserta dan undangan Rakernas.

 

Charles Silalahi Ketua DPC Peradi Medan berharap Rakernas yang diadakan di wilayahnya ini akan menghasilkan hal baru. Salah satu yang diharapkan yaitu Peradi memiliki gedung sendiri. “Kalau di Medan, Ketua Pengadilan bilang, ‘Anda itu Peradi mana?’ Dan kami bilang Peradi yang punya gedung. Menurut saya single bar itu akan terwujud jika kita memiliki gedung,” terangnya.

 

Sementara itu Ketua Umum DPN Peradi Fauzie Yusuf Hasibuan mengatakan tema Rakernas kali ini mengenai isu lingkungan. Menurutnya, isu permasalahan hukum lingkungan adalah masalah klasik dan secara kultur masyarakat Medan sudah mengenal dengan baik budaya di wilayahnya. “Daerah yang sangat sulit diperbaiki adalah kota Medan karena culture yang dianut,” kata Fauzie.

 

Usai kata sambutan, acara dilanjutkan dengan foto bersama dan penabuhan Gondang Sembilan sebagai simbol dibukanya Rakernas ini. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan tarian tradisional Inang Lenggang Kecak Pinggang dan baru dilanjutkan dengan coffee break.

 

Kemudian, rentetan acara inti dari Rakernas Peradi ini dimulai Seminar “Advokasi Lingkungan Hidup yang baik dan Sehat sebagai Hak Asasi Konstitusional di Daerah dan Desa-Desa”. Dengan pengisi materi Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun & Berbahaya (B3) Rosa Vivien Ratnawati.

 

Ketua Dewan Pembina DPN Peradi Otto Hasibuan juga turut mengisi materi seminar dengan topik Advokasi Hukum di Dalam dan di Luar Pengadilan untuk Implementasi Rencana Nasional HAM terhadap Lingkungan Hidup dan Kepariwisataan dan Implikasi Problematik Peraturan Daerah dan Desa-Desa.

 

Pengisi materi ketiga adalah Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Alvi Syahrin dengan materi Pengembangan Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan Wisata Berkelanjutan. Pemberi materi terakhir yaitu Ketua Bidang Kajian Hukum dan Perundang-undangan DPN Peradi Nikolas Simanjuntak dengan topik Advokasi Hukum Multidimensi Multidisiplin Jurimetri Legal Engineering Construct Suistainability Lingkungan Hidup dan Kepariwisataan.

Tags:

Berita Terkait