Keempatnya pernah berjanji apabila salah satu di antara mereka meninggal dunia, maka yang lainnya akan menyertakan setengah dari harta kekayaannya di atas peti mati sang mayit ketika akan dikubur.
Ternyata si appraisal meninggal dunia terlebih dahulu. Maka sesuai dengan janjinya, sang akuntan pun menyertakan uang cash jutaan dollar Amerika yang merupakan setengah dari harta kekayaannya di atas peti mati mayit sang appraisal. Demikian pula si notaris, menyertakan setengah hartanya, yakni berupa emas batangan dan intan berlian yang sangat banyak jumlahnya.
Kini giliran sahabatnya yang terakhir, yakni sang lawyer, yang sedari tadi berdecak kagum dengan kejujuran dan kesetiaan dua sahabatnya itu. Akhirnya, lawyer itu pun mengeluarkan sebuah cek dari sakunya yang tertulis jumlah nominal seluruh harta yang dimilikinya. Setelah itu, ia letakkan cek yang telah ditandatanganinya itu di atas peti mati sang appraisal sambil berkata:
Maaf kawan, aku lupa mencairkannya. Untuk itu, aku serahkan kepadamu cek ini. Akan tetapi karena aku tuliskan seluruh harta kekayaanku, maka aku perlu uang kembalinya. Karena itu, aku ambil seluruh harta dua sahabat kita yang baru saja mereka letakkan di atas peti mati jenazahmu, yang jumlahnya merupakan setengah dari harta kekayaanku.