Simak! Tips Tembus Jurnal Hukum Bergengsi bagi Peneliti Pemula
Utama

Simak! Tips Tembus Jurnal Hukum Bergengsi bagi Peneliti Pemula

Seperti, pilih tema yang sedang tren 2-3 tahun terakhir dengan berselancar pada jurnal-jurnal internasional dan nasional, hingga mencermati apakah topik yang sudah dipilih telah ditulis peneliti lain.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 4 Menit

Kukuh juga meminta peneliti muda berhati-hati memilih penerbit jurnal. Pasalnya, terdapat istilah predatory journal yang merugikan peneliti. Jurnal predator ini ciri-cirinya yaitu meminta bayaran tidak wajar, proses publikasi singkat, tidak jelas waktu penerbitan, serta linkup jurnal terlalu luas. Selain itu, jurnal berskala internasional tidak menjamin kualitas penerbit.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Irawati Handayani menyorot soal strategi penulisan manuskrip hukum. Pada tahap awal, menurut Irawati pentingnya bagi peneliti mematangkan kerangka penulisan artikel. Peneliti harus mampu memprediksi hasil akhir atau hipotesis artikel terjawab pada akhir penulisan.

”Jadi harus banyak sekali baca untuk mempersiapkan dan beda dengan skripsi yang menemukan jawabannya pada Bab 3 dan Bab 4. Untuk artikel, peneliti harus punya bayangan akhir penulisannya seperti apa,” katanya.

Tantangan

Dalam melakukan penulisan artikel sebagai tugas akhir, terdapat tantangan. Seperti peneliti harus memerhatikan syarat dari kampus. Terdapat kampus yang hanya menetapkan persyaratan artikel cukup lembar penerimaan atau Letter of Acceptance (LoA). Tapi ada juga kampus yang mengharuskan publikasi artikel sebagai syarat kelulusan.

Dari hasil pengalamannya mengampu jurnal, Irawati yang juga menjabat Koordinator Bidang Workshop APJHI itu menemukan berbagai pola kesalahan umum para peneliti seperti bagian pendahuluan yang sangat panjang dan gagasan tidak jelas. Kemudian, peneliti juga tidak mampu menemukan permasalahan penelitian dan mayoritas artikel sangat deskriptif. Lalu, terdapat juga peneliti yang menemukan buku sebagai sumber yang terlalu lama dan tidak relevan lagi.

Idealnya komponen dasar artikel antara lain terdiri dari adanya pernyataan atau klaim hasil penelitian, kebaruan (novelty), bukan informasi umum (non-obvious), dan kegunaan (utility). Sedangkan struktur umum artikel ilmiah antara lain terdiri dari pendahuluan, kerangka pemikiran, hingga kesimpulan. Dia menekankan pentingnya penulisan abstrak artikel yang harus menggambarkan keseluruhan isi penelitian dengan ringkas. Hal ini bertujuan mempermudah pembaca atau penyunting mengetahui arah dan isi artikel.

”Dengan baca abstrak, reviewer sudah paham apa yang mau ditulis, hasilnya seperti apa dan tidak melebar kemana-mana. Abstrak itu miniaturnya suatu artikel dan menggugah reviewer untuk membaca,” imbuhnya.

Tags:

Berita Terkait