Washington Post melaporkan, para pengacara yang biasanya bersaing untuk mendapatkan klien yang sama dan bertarung di ruang pengadilan kini malah saling berbagi ruang kantor. Sebagai informasi, lebih dari 30 kantor pengacara menjalankan bisnisnya di Gedung WTC.
Para pengacara litigasi pun, alih-alih saling berebut kasus atas tragedi ini, malah membuat pengumuman tentang moratorium terhadap gugatan yang diajukan akibat adanya serangan teroris pada tragedi WTC. Kantor-kantor pengacara juga tergerak untuk memberikan pelayanan hukum gratis untuk keluarga korban.
The Association of Trial Lawyer of America (ATLA / Asosiasi Pengacara Litigasi Amerika) mengumumkan perihal moratorium ini segera setelah terjadinya peristiwa penyerangan. Dan untuk membantu mengganti kerugian para korban, presiden ATLA Loe V. Boyle menawarkan bantuan hukum gratis kepada para keluarga korban.
Boyle mengemukakan bahwa asosiasi menghendaki jika perusahaan penerbangan mendapatkan bantuan hukum menghadapi gugatan yang akan datang, para keluarga korban juga harus mendapat bantuan hukum yang serupa.
Law firm saling bantu
Bantuan dari kantor hukum ternyata juga tersedia untuk kantor hukum lain yang membutuhkan. Beberapa kantor hukum yang ruang kantornya ikut hancur dengan hancurnya gedung WTC saling berbagi ruang kantor satu sama lain. Hal ini dialami oleh kantor hukum Cleary, Gottlieb, Steen & Hamilton's dan Latham's & Watkin's.
Ruang kantor hukum Cleary, Gottlieb, Steen & Hamilton's yang berlokasi di Gedung Liberty Plaza 1, ikut hancur bersama gedung WTC. Setelah Cleary memohon bantuan, kantor hukum Latham's & Watkin's di New York bersedia memberikan ruang tambahan di kantornya untuk sekitar 30 orang associate Cleary.
Walaupun kedua kantor hukum tersebut kerap kali bersaing untuk mendapatkan klien yang sama, Latham's tidak ragu-ragu untuk membantu Cleary. "Rasanya tidak percaya melihat mereka (associate dari kedua kantor hukum) bekerja bersama saling berseberangan meja," ujar Dave Gordon, Managing Partner kantor hukum Latham's & Watkin's.