Pasar modal, sesuai UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) disebutkan sebagai bagian dari sistem keuangan yang berkaitan dengan kegiatan penawaran umum dan transaksi efek; pengelolaan investasi; emiten dan perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya; dan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menjadi salah satu sektor yang kian digemari.
“Pihak yang terlibat dalam pasar modal sebenarnya bukan satu-dua pihak saja yang terlibat. Sudah pasti calon emiten perusahaan yang akan melakukan IPO untuk mendapatkan dana segar dari masyarakat (terlibat), tentu dari calon emiten sendiri yang akan melakukan IPO sudah pasti harus dapat persetujuan pendaftaran dari OJK. Untuk pihak-pihak lain minimal ada dari konsultan bisnisnya, legal consultant, notaris, ada juga penilai atau appraiser,” kata Partner ABNR Counsellors at Law Ayik Candrawulan Gunadi ketika dihubungi Hukumonline, Senin (15/1/2024).
Baca Juga:
- Melihat Persentase Partner Wanita Terbanyak di Firma Hukum Top Indonesia
- Ini Deretan Law Firm dengan Jumlah Partner Wanita Terbanyak
Melihat tren meningkatnya perhatian masyarakat terhadap pasar modal mendorong ABNR menghadirkan topik “Capital Market” atau pasar modal sebagai materi pada episode perdana ABNR Podcast yang diluncurkan awal tahun 2024. Ke depan, ABNR Counsellors at Law berkomitmen untuk giat meluncurkan episode-episode selanjutnya yang mengupas ragam isu hukum terkini secara rutin setiap bulan pada kanal YouTube Yayasan ABNR sebagai upaya mengedukasi masyarakat.
Managing Partner ABNR Counsellors at Law Ayik Candrawulan Gunadi (kanan) saat tampil di ABNR Podcast perdana mengangkat topik pasar modal pada awal Januari 2024.
Pemahaman seputar pasar modal menjadi bekal penting untuk diketahui golongan muda baik dari generasi milenial maupun gen Z yang dikabarkan mulai semakin berminat terhadapnya. Ayik melanjutkan dalam pasar modal, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberlangsungannya. Namun utamanya faktor pasar/market, kemudian dokumentasi berupa berkas-berkas yang diperlukan.
“Karena tidak mungkin market bagus, tapi dokumentasi dari calon emiten ini berantakan. Itu pasti ditanyakan OJK, karena mereka organisasi yang membentengi calon-calon ini. Market di Indonesia ini juga cukup sensitif ya, walau tergantung pada calon emitennya (masing-masing),” lanjut Ayik.