Mengenal Tujuh Prinsip dalam Hukum Islam
Terbaru

Mengenal Tujuh Prinsip dalam Hukum Islam

Tujuh prinsip hukum Islam: tauhid, keadilan, amar maruf nahi munkar, kemerdekaan, persamaan, tolong menolong, dan toleransi.

Tim Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Ilustrasi 7 Prinsip Hukum Islam. Foto: pexels.com
Ilustrasi 7 Prinsip Hukum Islam. Foto: pexels.com

Terkait hukum Islam, Dr. Achmad Irwan Hamzani dalam Asas-Asas Hukum Islam: Teori dan Implementasinya dalam Pengembangan Hukum di Indonesia, menerangkan bahwa ada tujuh prinsip hukum Islam yang digunakan sebagai landasan hukum Islam.

Adapun tujuh prinsip hukum Islam yang dimaksud adalah prinsip tauhid, prinsip keadilan, prinsip amar ma’ruf nahi munkar, prinsip kemerdekaan, prinsip persamaan, prinsip tolong menolong, dan prinsip toleransi. Berikut ulasan selengkapnya.

Baca juga:

  1. Prinsip Tauhid

Prinsip tauhid adalah prinsip yang menghimpun seluruh manusia kepada Allah SWT. Inti dari prinsip tauhid adalah penyerahan diri kepada kehendak ilahi secara bulat, baik menyangkut ibadah atau muamalah, dalam menciptakan pola kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah SWt. Lebih lanjut, tauhid menjadi dasar seluruh konsep aktivitas dalam hukum islam.

Lebih lanjut, konsep tauhid berisikan kepasrahan manusia kepada Tuhan; yang mana jika ditinjau dari perspektif yang lebih luas, tauhid merefleksikan adanya kesatuan. Baik itu kesatuan kemanusiaan, kesatuan penciptaan, kesatuan tuntunan hidup, dan kesatuan tujuan hidup. Jika dikaitkan dengan hukum Islam, pelaksanaan prinsip tauhid adalah ibadah.

  1. Prinsip Keadilan

Keadilan adalah salah satu nilai universal yang dijunjung tinggi dan ditekankan dalam Al-Qur’an. Prinsip keadilan dalam hukum Islam menempatkan manusia pada kedudukannya yang ‘wajar’, baik sebagai individu maupun sebagai suatu masyarakat. Makna wajar maksudnya manusia dan sesamanya bukanlah titik sentral, melainkan sebagai hamba Allah SWT.

  1. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Prinsip amar ma’ruf nahi munkar merupakan gabungan dari ‘amar ma’ruf’ dan ‘nahi munkar’. Sederhananya, ‘amar ma’ruf’ berfungsi sebagai social engineering dan ‘nahi munkar’ berfungsi sebagai social control.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait