Pentingnya GCG dalam Hadapi MEA 2015
Berita

Pentingnya GCG dalam Hadapi MEA 2015

OJK tengah menyusun roadmap GCG di Indonesia khusus emiten dan perusahaan terbuka.

FAT
Bacaan 2 Menit
Ketua Perbanas Sigit Pramono. Foto: SGP
Ketua Perbanas Sigit Pramono. Foto: SGP

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada emiten dan perusahaan terbuka menjadi hal yang penting dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 mendatang. Penerapan ini termasuk kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri perbankan, meskipun masyarakat perbankan di ASEAN baru mulai pada tahun 2020.

Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan, peran regulator agar penerapan GCG bisa berjalan dengan baik sangat dibutuhkan. Menurutnya, kesiapan menghadapi MEA merupakan sebuah momentum agar Indonesia yang selama ini dikenal sebagai negara kurang siap, bisa ditepis.

“Berita buruknya bahwa sering sekali di dalam hal yang menyangkut kesepakatan internasional termasuk di ASEAN, Indonesia selalu menjadi negara yang tidak siap. Saya khawatir Indonesia tidak siap mempersiapkan MEA 2015 walau sebetulnya bagi perbankan di 2020,” ujar Sigit dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (18/9).

Ia berharap, seluruh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang berkaitan dengan perbankan khususnya penerapan GCG bisa diteruskan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seiring fungsi pengawasan dan regulatornya berpindah pada awal 2014 nanti. Sigit percaya, penerapan GCG yang baik di sektor perbankan dapat menjaga pertumbuhan industri itu sendiri.

Sigit juga berharap, dengan penerapan GCG yang baik, kesiapan Indonesia dalam memasuki MEA pada 2015 menjadi lebih matang. “Saya berharap ketika masuk masyarakat ekonomi ASEAN kita tidak sekedar sebagai pasar saja, tapi juga sebagai pelaku,” ujar Sigit.

Kepala Eksekutif Bidang Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan, perusahaan-perusahaan yang memiliki GCG yang baik akan lebih tahan jika terjadi gejolak ekonomi. Menurutnya, selaku regulator, OJK memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan standar dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Menurutnya, meski OJK belum mengeluarkan regulasi mengenai pemeringkatan corporate governance, tapi ASEAN Corporate Governance (ACG) Scorecard yang tengah diinisiasi bisa menjadi acuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Ia berharap, perusahaan terbuka dan emiten dapat mempersiapkan diri. Termasuk perusahaan di sektor perbankan meskipun masyarakat perbankan baru dimulai tahun 2020.

Tags: