Ini Sumber Energi Terbaik Versi Jusuf Kalla
Berita

Ini Sumber Energi Terbaik Versi Jusuf Kalla

Masih ada beberapa paradoksal dalam pengelolaan energi di Indonesia.

KAR
Bacaan 2 Menit
Ini Sumber Energi Terbaik Versi Jusuf Kalla
Hukumonline
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengatakan, pada dasarnya semua sumber energi memiliki kekurangan dan kelebihan. Ia mencontohkan, batu bara yang kini menjadi tren negara-negara maju sebagai pengganti sumber energi fosil. Ia mengakui, batu bara merupakan sumber energi paling murah. Hanya saja, batu bara tak fleksibel untuk dibawa kemana-mana seperti bahan bakar minyak (BBM). Terlebih lagi, batu bara dikenal sebagai sumber energi paling kotor.

"BBM memang fleksibel, tapi lebih fluktuatif. Harga dan pasokanya rentan terpangaruh geopolitik. Selain itu, ‎karena tergolong tak terbarukan, stok BBM bersifat terbatas," kata pria yang akrab disapa JK ini dalam sambutannya pada acara seminar diversifikasi energi ‎di Hotel Borobudur, Selasa (14/4).

Alternatif sumber energi yang lain adalah gas alam. JK mengatakan, sumber alternatif ini cukup baik karena tak terpengaruh kondisi geopolitik dan tergolong bersih. Namun ia menyayangkan, gas belum bisa dikonsumsi secara optimal di Indonesia karena pembangunan infrastruktur yang telat.

Dari sekian banyak pilihan sumber energi alternatif, menurut JK ada satu yang paling baik. Menurutnya, sumber energi ini memiliki banyak kelebihan dan hampir tak ada kekurangannya. Sumber energi itu fleksibel, murah, dan bersih.

"Mau tahu apa?, paling baik ya penghematan itu sendiri," kata dia dibarengi tepuk tangan peserta seminar.

JK pun menilai, pemerintah telah melakukan terobosan dalam hal penghematan energi. Ia menyebut, salah satu yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk adalah mengendalikan penggunaan energi adalah penggunaan batik dalam semua pertemuan. Menurut JK, penggunaan batik membuat energi yang dikeluarkan pendingin ruangan menjadi lebih hemat.

"Dulu pakai jas, jadinya penggunaan AC boros. Ini bukan kebijakan tentang mode, tapi juga energi," tandasnya.

Selain penghematan energi, JK juga mengingatkan pentingnya diversifikasi energi. Ia mengatakan, sudah saatnya masyarakat Indonesia tak lagi bergantung pada BBM. Namun, untuk bisa mewujudkan diversifikasi energi, JK mengatakan ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi. Ia merinci, syarat tersebut adalah harga tak terlalu mahal, energi alternatif juga harus bersih dan mudah diperoleh.

Menteri ESDM, Sudirman Said, mengakui bahwa dalam pengelolaan sumber energi di Indonesia masih ada beberapa paradoksal. Ia menuturkan, masih banyak yang memiliki perasaan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya migas. Padahal, Sudirman mengingatkan, Indonesia sudah melakukan impor minyak selama bertahun-tahun.

"Hingga saat ini masih banyak opinion leader yang berpendapat bahwa kita masih kaya akan migas," kata Sudirman.

Selain itu, Sudirman juga sepakat dengan JK bahwa harus ada gerakan penghematan energi. Ia menilai, Indonesia melakukan pemborosan dalam penggunaan BBM impor, yakni dengan tidak memiliki  kesadaran untuk mengelola energi dengan hemat. Menurutnya, selama puluhan tahun, ratusan triliun rupiah  telah dihabiskan untuk subsidi.

“Sementara subsidi itu tidak tepat sasaran dalam penggunaannya," jelasnya.

Paradoks lain adalah kekayaan alam Indonesia berupa sumber daya energi terbarukan yang tidak serius dikembangkan. Ia melihat, Indonesia tidak pernah secara sungguh menyiapkan diri untuk mengelola energi yang memiliki sifat keberlanjutan. Akibatnya, situasi energi kita pada saat ini cukup mencemaskan.

“Salah satu contoh yang dapat diambil adalah dari sektor kelistrikan, pada saat ini hanya 50 persen yang dalam status normal,” tutur Sudirman.

Sudirman pun mengatakan, ke depan pemerintah akan berfokus pada pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Selama ini, Sudirman mengakui bahwa persoalan EBT seolah hanya dijadikan lampiran dalam rencana pengembangan energi nasional.

“Apa yang disusun Dewan Energi Nasional pun tidak terasa,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait