Resah Soal YouTube, Top Lawyer Indonesia Ini Jajal Jadi YouTuber
Jeda

Resah Soal YouTube, Top Lawyer Indonesia Ini Jajal Jadi YouTuber

Bukan mencari sensasi atau kepentingan bisnis. Berharap para senior juga ikut berpartisipasi.

Oleh:
Normand Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit
Ketua HKHPM, Abdul Haris Muhammad Rum, mulai aktif menjadi YouTuber. Foto: youtube
Ketua HKHPM, Abdul Haris Muhammad Rum, mulai aktif menjadi YouTuber. Foto: youtube

Nama Abdul Haris Muhammad Rum jelas dikenal luas di dunia corporate lawyer Indonesia. Kiprahnya selama 26 tahun tidak diragukan kolega serta para klien yang pernah dibantunya. Sejumlah pemeringkatan internasional berulang kali memasukkan namanya dalam daftar lawyer papan atas Indonesia. Siapa sangka, Haris kini aktif menjadi YouTuber.

Asia Business Law Journal edisi 2020 belum lama ini mengumumkan nama Haris dalam The A-List Indonesia’s Top 100 Lawyers 2020. Hasil survei terhadap ribuan pihak di seluruh dunia yang pernah menikmati pelayanan jasa menjadi indikator penilai. Haris mendapat pengakuan untuk keandalan bidang general corporate, restructuring, investment, capital markets, M&A, serta project finance.

Berdasarkan penelusuran hukumonline, Ketua Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) ini satu-satunya nama dalam daftar tersebut yang kini aktif sebagai YouTuber.  Lalu apa yang membuat Haris mengambil langkah ikut tampil sebagai YouTuber?

“Saya merasa perlu punya warisan pesan kepada yang muda-muda, simple words,” kata Haris kepada hukumonline. Haris memulai kanal YouTube miliknya pada bulan Desember 2018. Ia mengaku saat itu sekadar ‘iseng’.

Konten awal pun hanya untuk berbagi informasi pembangunan jalan tol di sekitar tempat tinggal Haris. “Jadi saya ini suka mendokumentasi hal menarik, tadinya cuma untuk kasih kabar keluarga di rumah lewat Line, ternyata kepanjangan jadi saya pakai YouTube,” ujarnya sambil tertawa. Ternyata keisengan itu memunculkan ide kreatif lainnya.

Haris tertarik untuk ikut mewarnai semarak konten YouTube sebagai media sosial yang menampung segala gagasan. Secara jujur Haris melihat cukup banyak konten berdampak negatif yang laris. Haris sendiri tetap menghargai itu sebagai hak untuk berekspresi. (Baca: Andhika Sudarman: Berkuliah, Berprestasi dan Berpidato Wisuda di Kampus Hukum Terbaik Dunia)

“Kita menghormati kreativitas orang. Kalau punya ide berbeda tidak perlu marah-marah ke orang lain. Buat saja alternatif yang kita bisa. Itu tanggung jawab moral kita, kan memang tidak bisa memaksakan,” ia menjelaskan.

Tags:

Berita Terkait