Beragam Inovasi Teknologi Mendorong Akses Keadilan
Techlaw.Fest 2021

Beragam Inovasi Teknologi Mendorong Akses Keadilan

Seperti Aplikasi CalcuAID membantu pekerja migran menghitung berapa besaran upah mereka. Sebelum menggunakan teknologi harus dipahami terlebih dulu apa kebutuhan organisasi dan punya peta jalan teknologi yang akan digunakan.

Oleh:
Ady Thea DA
Bacaan 2 Menit
Sejumlah narasumber dalam diskusi daring TechLaw Fest 2021 bertajuk 'Augmented Lawyering in an Automated World', Jumat (24/9/2021). Foto: ADI
Sejumlah narasumber dalam diskusi daring TechLaw Fest 2021 bertajuk 'Augmented Lawyering in an Automated World', Jumat (24/9/2021). Foto: ADI

Saat ini penggunaan teknologi informasi di bidang hukum semakin inovatif. Beragam jenis teknologi telah diciptakan untuk membantu kerja-kerja di bidang hukum. Pendiri Legal Kaki, Nur Shukrina Binte Abdul Salam, mengatakan teknologi membantu masyarakat untuk mengakses keadilan. Shukrina bersama rekannya telah menciptakan aplikasi bernama CalcuAID yang memudahkan pekerja migran untuk menghitung upah.

Ide untuk membuat aplikasi itu berawal dari banyaknya kasus pekerja migran yang berkaitan dengan pengupahan. “Pekerja migran menghadapi beragam tantangan untuk dapat mengakses keadilan (termasuk soal perselisihan upah, red),” kata Nur Shukrina dalam diskusi secara daring TechLaw.Fest 2021 bertajuk “Augmented Lawyering in an Automated World”, Jumat (24/9/2021).

 

Perubahan dalam peraturan melahirkan pemahaman yang kompleks terhadap suatu isu hukum. Ketahui dan pahami kewajiban dan sanksi hukum perusahaan Anda dalam satu platform integratif dengan Regulatory Compliance System dari Hukumonline, klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

 

Guna memudahkan penggunanya, CalcuAID menyediakan beragam bahasa bagi pekerja migran yang bekerja di Singapura, seperti Inggris, Tamil, Benggali, Mandarin, dan Melayu. Untuk menggunakan aplikasi tersebut cukup mudah karena pengguna hanya perlu menjawab beragam pertanyaan seperti hari dan waktu kerja serta besaran upah. Selain itu ada panduan bagaimana cara menggunakan aplikasi ini.

Selain pekerja migran, Shukrina mengatakan CalcuAID juga bisa digunakan oleh pihak lain yang membutuhkan, seperti organisasi masyarakat sipil (NGO) yang melakukan pendampingan atau advokasi. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu pekerja migran untuk menangani persoalan yang dihadapinya secara mandiri.

Shukrina menjelaskan ada 2 hal yang membuat aplikasi ini mampu berinovasi di bidang teknologi dan hukum. Pertama, kurikulum di sekolah menengah atas yang memberikan pengetahuan terkait teknologi. Kedua, kurikulum di kampus yang membuka peluang mahasiswa untuk berkreasi dan berinovasi, sehingga mampu ikut kompetisi pemrograman, misalnya dalam ajang hackathonm (kompetisi pemprograman).

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Hong Kong sekaligus alumni LITE Lab, Angel Lui, mengatakan dirinya menggeluti teknologi yang berkaitan dengan hukum dan bisnis. Kolaborasi dan inovasi sangat penting dalam membangun teknologi. Selama ini Angel bekerja dengan banyak mahasiswa dari seluruh dunia dengan beragam disiplin limu serta praktisi hukum, NGO, dan firma hukum.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait