Tito Karnavian Siap Rangkul Angkatan Senior untuk Mereformasi Polri
Berita

Tito Karnavian Siap Rangkul Angkatan Senior untuk Mereformasi Polri

Terpenting memiliki kemampuan dan cakap dalam memimpin institusi. Sehingga berdampak pada profesionalisme penegakan hukum, pelayanan publik, dan penanganan gangguan Kamtibmas.

Oleh:
RFQ
Bacaan 2 Menit
Komjen Tito Karnavian. Foto: youtube.com
Komjen Tito Karnavian. Foto: youtube.com
“Ini perintah bagi saya. Saya memahami saya sebagai junior dalam generasi kepolisian”. Pernyataan itu terucap dari bibir Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Muhammad Tito Karnavian dalam menanggapi amanah yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon Kapolri. Nama Tito memang resmi disodorkan Presiden ke DPR agar ditindaklanjuti dengan melakukan uji kelayakan dan kepatutan.

Tito tak menampik, pencalonan dirinya yang melampaui sejumlah perwira Polri senior lain dapat menimbulkan resistensi di internal Polri. Namun, ia memiliki cara agar resistensi tersebut tak terjadi. Jenderal polisi bintang tiga itu berjanji akan merangkul semua kalangan senior di Korps Bhayangkara.

“Pasti akan saya lakukan semaksimal mungkin apapun risikonya. Saya akan rangkul semua pihak senior-senior, tentu kita lakukan secara objektif,” ujarnya di Gedung DPR, Kamis (16/6).

Meski masalah senioritas ini penting, namun Tito lebih mengedepankan kemampuan personal seseorang dalam memimpin institusi. Sepanjang ia meniti karier di Polri, Tito mengaku hubungannya dengan senior relatif baik. Salah satu contohnya saat dirinya menjabat Kapolda Metro Jaya, ketika itu Wakapolda Metro Jaya dijabat oleh Nandang Jumantara yang merupakan angkatan 83 di Akpol. Sedangkan Tito adalah angkatan 87. “Prinsipnya kita satu, yaitu reformasi Polri,” ujarnya.

Tito yang sekarang menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu mengatakan, junior dan senior angkatan sama-sama mengedepankan visi membangun Polri menjadi lebih baik. Atas dasar itu, ketika dirinya menjabat Kapolri Tito membutuhkan dukungan dari seluruh internal dan eksternal Polri untuk melakukan reformasi secara keseluruhan.

“Sehingga pelayanan publik baik, penegakan hukum baik. Dan output berdampak pada  profesionalisme penegakan hukum, dan juga profesionalisme pelayanan publik, dan profesionalisme dalam penanganan gangguan Kamtibmas,” ujarnya.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menilai perjalanan jejak rekam  Tito amatlah baik. Menurutnya, Tito satu dari sekian putera terbaik di Polri. Atas dasar itu, Tito layak memimpin Polri. Meskipun Budi Waseso adalah senior Tito, namun dengan mantap ia mendukung penuh Tito memimpin Polri.

Dukungan diberikan karena Budi yakin Tito mampu merangkul semua angkatan di atasnya untuk memperbaiki citra Polri ke depannya. Menurutnya, Polri membutuhkan percepatan regenerasi agar proses reformasi berjalan menjadi lebih baik. Namun, kemampuan personal dalam memimpin institusi sebesar Polri menjadi hal yang penting ada. “Saya yakin di bawah kepemimpinan Tito akan lebih baik,” imbuh mantan Kabareskrim itu.

Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Sutiyoso tak meragukan kualitas Tito. Menurutnya, Tito memiliki kemampuan leadership yang baik. Terkait pencalonan Tito yang melampaui sejumlah senior di tubuh Polri, menurut Sutiyoso, hal itu juga kerap terjadi di tubuh TNI. Namun, senior yang disalip oleh angkatan di bawahnya dalam memimpin institusi menjadi hal biasa di tubuh TNI. Ia mengakui, di Polri menjadi hal baru jabatan Kapolri dijabat oleh junior angkatan, tapi bukanlah persoalan serius. “Dulu (era, rd) Susilo Bambang Yudhoyono jadi atasan saya, saya anggap biasa saja. Itu TNI dan Polri budaya seperti itu sudah biasa,” ujarnya.

Sutiyoso mengatakan, keputusan Presiden Jokowi menunjuk Tito menjadi Kapolri mesti dihormati. Hak prerogratif Presiden tak dapat diganggu sepanjang calon Kapolri memiliki kelayakan dan kepantasan. Meski masih terbilang usia muda, penunjukan Tito menjadi kejutan yang selama ini tak pernah terjadi di Polri. “Tapi itu tidak apa,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait