Hidayat Nur Wahid Galang Dukungan Global Perangi Islamophobia
Pojok MPR-RI

Hidayat Nur Wahid Galang Dukungan Global Perangi Islamophobia

Semua agama dan umat beragama yang mementingkan moral, komitmen beragama, menjaga institusi keluarga, menolak agnotisisme, ateisme, permisifisme, hedonisme, dan penyimpangan LGBT menjadi target kebencian.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 2 Menit
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Foto: Istimewa.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Foto: Istimewa.
 
Upaya untuk menghadap Islamophobia,  ini kata HNW sejatinya bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga  Islam Internasional seperti OIC yang menghimpun Negara-negara  mayoritas penduduknya beragama Islam. Juga  Moslem World League yang menghimpun ormas serta tokoh muslim sedunia. Kedua lembaga yang sudah menandatangani MoU untuk bekerjasama mengatasi masalah Islamophobia. 
 
"Penting untuk memaksimalkan potensi strategis dan power yang dimilikinya terhubung dengan negara-negara dan komunitas di tingkat global," ujar HNW.
JAKARTA - Perlu kerjasama berbagai komponen masyarakat, baik di Indonesia maupun dunia, dalam melawan dan mengkoreksi Islamophobia (prasangka dan framing negatif, kebencian, permusuhan terhadap Islam dan muslim). Demikian diungkapkan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA dalam Webinar Internasional tentang Islamophobia yang diselenggarakan Universitas Islam As Syafi’iyah bekerja sama dengan Ikatan Dai Indonesia (IKADI), dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bekasi, secara online, Sabtu (4/12/2021).
 
“Mengapa dibutuhkan kerjasama global? Karena sejatinya “Islamophobia” tidak hanya menerpa kepada agama Islam. Tapi, ini merupakan   salah satu pintu masuk upaya menghancurkan agama dan nilai-nilai moral. Akhlak, berkeluarga yang benar sesuai ajaran agama, dan relijiusitas masyarakat secara umum, untuk diganti dengan nilai agnotisisme, ateisme hedonisme,  permisivisme, perilaku menyimpang LGBT, yang semuanya jauh dari nilai-nilai agama, ketuhanan, etika dan kemanusiaan yang berkeadaban.
 
HNW sapaan akrab Hidayat Nur Wahid  mengatakan,  Islam merupakan agama pembawa rahmat. Sementara umat Islam yang berupaya memegang teguh ajaran agamanya  malah mendapat tuduhan yang memojokkan, seperti terorisme dan radikalisme. Bahkan umat Islam juga menjadi sasaran tembak dari pengusung ideologi Islamophobia dan ideologi lainnya yang ingin menjauhkan masyarakat dari agama Islam dan komunitas beragama Islam. 
 
Hidayat memberi contoh, setelah gagal menghantam dengan isu terorisme, radikalisme, dan intoleran, kemudian dipopulerkanlah gerakan “Islamophobia” menjadi gerakan trans nasional pasca peristiwa 11 September di Amerika Serikat. Namun, upaya itupun tak kunjung membuahkan. Buktinya, umat muslim di Amerika Serikat justru  berkembang, dan diterima masyarakat. Realitanya, upaya mereka  ikut berkiprah membangun negara Amerika Serikat, mendapatkan dukungan yang signifikan. 

 

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menambahkan, orientasi dari pengusung Islamophobia sejatinya adalah ingin menghancurkan nilai-nilai moralitas, akhlak, ketuhanan, juga nilai kesusilaan, dan kekeluargaan yang ada di masyarakat. Oleh karenanya, ketika berbicara terkait Islamophobia, HNW, sapaan akrab Hidayat, mengatakan bahwa umat muslim dan umat beragama lain perlu melihat persoalan ini secara utuh, bukan “Islam”’saja yang ditarget, tapi semua agama dan umat beragama yang mementingkan moral, komitmen beragama, menjaga institusi keluarga, menolak agnotisisme, ateisme, permisifisme, hedonisme, dan penyimpangan LGBT. 

 
“Umat Islam seharusnya tidak memposisikan bahwa masalah Islamophobia ini hanya  masalah internal umat muslim saja. Namun, perlu menjalin kerja sama dengan kelompok-kelompok agama lain untuk mengukuhkan nilai relijiusitas di masyarakat, dan menyelamatkan masa depan peradaban dan kemanusiaan,” ujar HNW menambahkan. 
Tags: