Alasan Presiden Organisasi Advokat Singapura Tolak Kebijakan Anti Kucing
Terbaru

Alasan Presiden Organisasi Advokat Singapura Tolak Kebijakan Anti Kucing

Aturan anti kucing ini dinilai tidak rasional dan tidak adil.

CR-28
Bacaan 3 Menit

Dengan demikian, dia menyimpulkan semua empat alasan yang diberikan HDB amat tidak mendasar untuk diterima dan diberlakukan. Justru keberadaan kebijakan ini hanya memberi implikasi lain, seperti orang yang tinggal di kondominium pribadi bisa bebas memelihara kucing. Meski banyak unitnya yang tidak lebih besar dari unit flat HDB. Namun, tidak ada protes dari penghuni kondominium tentang kucing yang mengganggu kedamaian kompleks.

"Mungkinkah hanya mereka yang tinggal di rumah pribadi yang berhak memelihara kucing? Atau apakah kucing kondominium berperilaku lebih baik dan lebih sopan? Apakah kucing hanya untuk orang kaya?" ungkapnya prihatin.

Meski dirinya bukan seorang yang memelihara hewan, tetapi dia memberi atensi khusus atas hukum yang berlaku. Karena keberadaan aturan memaksakan batasan pada orang lain agar berfungsi, aturan harus rasional dan adil. Aturan anti-kucing ini tidak rasional dan tidak adil. “Dan karena mereka mempengaruhi 80% populasi, mereka memiliki jangkauan yang jauh.”

Adrian menyayangkan keberadaan kebijakan yang jelas tidak didambakan banyak orang ini karena keberadaannya yang hanya menjadi polemik antar masyarakat. Untuk itu, menurut dia, ada baiknya jika masyarakat secara umum sudah setuju untuk mengabaikan suatu aturan, maka sebaiknya aturan tersebut dihapuskan. Hal tersebut untuk tetap menjaga penghormatan terhadap hukum.

"Jika saya Raja Singapura, saya akan mencabut aturan anti-kucing ini. Tapi karena kita hidup dalam demokrasi, mari kita menempatkan kucing diantara merpati," tutupnya.

Tags:

Berita Terkait