Halal Bihalal
Tajuk

Halal Bihalal

Antrian panjang ke rumah pejabat tinggi negara atau swasta mungkin suatu fenomena yang belum cukup lama dilakukan. Ini mungkin saja ada nilai positifnya, tetapi jangan-jangan ada juga unsur kurang baiknya.

RED
Bacaan 2 Menit

 

Kembali soal maaf memaafkan, setelah dipikir lebih dalam, mungkin saja relevan, karena para bawahan banyak melakukan kesalahan, dari gagal mencapai target pembuatan bujet yang tepat, gagal mencapai target pencairan dana pembangunan, gagal mencapai target investasi dan produksi, gagal mengurangi angka kemiskinan, gagal mencapai pendapatan dari pajak dan non-pajak, gagal menerapkan kebijakan yang "socially-responsible",  gagal mengurangi dana APBN yang dikorupsi, gagal memberikan kredit lunak kepada pengusaha kecil, gagal menaikkan upah buruh, bahkan sampai gagal menerapkan tata kelola pemerintahan dan perusahaan yang baik serta sederetan panjang dosa-dosa lainnya.

 

Dan bagi pejabat tinggi, pasti banyak salahnya juga, karena mereka gagal menerapkan  kepemimpinan yang tegas, efektif dan efisien, gagal memberantas budaya KKN di organisasinya, gagal melakukan recruitment yang berdasarkan merit saja, gagal meningkatkan jaminan sosial kepada pegawai, gagal menangkis pengaruh negatif dari tekanan-tekanan politik dari luar organisasi, gagal melakukan reformasi birokrasi, dan tentu juga sederet kegagalan lainnya.

 

Apakah bulan puasa betul merupakan masa membersihkan diri? Untuk sebagian orang tidak juga, karena di bulan ini KPK tetap berhasil menangkap tersangka koruptor, caci maki dikalangan politik dan masyarakat umum di media massa dan media sosial terus terjadi. Persaingan politik menjelang Pilkada masih menggunakan black campaign.

 

Jadi? Masih perlukah kita melanjutkan tradisi ini? Kalau memang untuk tujuan silaturahmi, dananya jelas dan halal, dan tidak ada yang direpotkan dengan semua ini, silakan saja diteruskan. Tradisi yang baik adalah ikatan kehidupan yang baik. Tetapi mungkin ada cara lain yang lebih simpatik, sederhana dan murah.

 

Pada saat ini kita sudah diperkaya dengan banyak pilihan jenis teknologi yang bisa membantu pekerjaan dan cara kita menjalani kehidupan sosial kita. Hampir semua kita sudah terhubung secara digital. Para pejabat bisa menggunakan jaringan digital organisasinya untuk menyapa semua pegawai mereka dengan ucapan selamat Idul Fitri, dan permintaan maafnya atas semua kesalahan dan kekurangan mereka, langsung secara life (video dan audio) segera selepas waktu sholat Idul Fitri atau dengan rekaman yang tertata lebih baik.

 

Para pegawai bisa memilih hal yang sama di waktu yang mereka pilih sendiri, atau menggunakan fungsi chat atau message dalam jaringan digital tersebut. Relasi yang tidak terhubung dengan jaringan internal tersebut bisa memilih media sosial lainnya yang banyak tersedia. Para pengelola perusahaan telekomunikasi digital juga tentu dengan senang hati dapat menyediakan kanal-kanal khusus untuk kepentingan hal-hal seperti ini.

 

Kiranya tidak ada yang negatif dari cara ini. Kenyataannya hal ini sudah dilakukan juga melalui media sosial yang ada, dan tidak ada yang merasa tidak dihormati dengan cara ini. Bahkan ini mempunyai banyak aspek positif, misalnya tidak ada lagi gunjingan tentang pemborosan dan kebocoran dana. Bahkan terjadi banyak penghematan di sini. Para pihak tidak direpotkan, dan tidak perlu ada yang tersinggung dengan cara ini. Yang hilang hanya acara kecipa-kecipi, yang buat sebagian orang cukup menggelikan.

Halaman Selanjutnya:
Tags: