Nasionalisme Iptek dan Riset Berbasis Keanekaragaman Hayati Diperlukan untuk Kemajuan Bangsa
Pojok MPR-RI

Nasionalisme Iptek dan Riset Berbasis Keanekaragaman Hayati Diperlukan untuk Kemajuan Bangsa

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit

Eva merujuk pada survei pengembang perangkat lunak global (2020), sebagian besar pengembang adalah berjenis kelamin laki-laki 91,5%, perempuan hanya 8,5%. Realitas pekerjaan pengembangan perangkat lunak didominasi pria.

"Adanya problem kultur tentang rendahnya perempuan yang berkiprah di bidang teknologi karena mereka sejak kecil tidak dididik sebagai risk taker yang boleh salah mengambil keputusan. Sementara laki-laki waktu kecil dididik sebagai risk taker," imbuhnya.

Solusi mengatasi kesenjangan tersebut, menurut Eva Sundari, ialah perlunya dorongan agar pendidikan teknologi bisa diakses bagi perempuan dan anak miskin. Karena biaya pendidikan teknologi mahal, ada problem stigmatisasi terhadap perempuan dan anak miskin yang takut menjangkaunya. Hal ini harus diperangi agar mereka mendapatkan akses pendidikan dan teknologi yang inklusif. Kondisi ini juga terkait beban ganda yang dialami perempuan yang jatuh miskin di saat pandemi Covid-19 saat ini.

Sebagai penutup webinar, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengingatkan kembali, Pancasila akan terus menjadi falsafah dan ideologi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu menyempurnakan cara mengajarkan Pancasila kepada anak. Selama ini, pendidikan Pancasila lebih banyak pada hafalan tanpa dibarengi contoh dan teladan nyata sehari-hari. Akibatnya, nilai dan gagasan mulia Pancasila sulit diinternalisasi generasi muda.

"Kami ingin mengubah pendidikan Pancasila menjadi lebih holistik dan kreatif. Misalnya pembelajaran berbasis proyek-proyek sosial. Proyek-proyek sosial inilah yang akan membentuk pelajar Pancasila di lapangan," jelas Nadiem.

Menteri Nadiem menjelaskan dari program tersebut diharapkan para pelajar dapat mempelajari keberagaman bisa lewat pertukaran pelajar yang berbeda golongan, tingkat sosial ekonomi, agama, dan perbedaan lain. Mereka akan berbaur tidak hanya mencintai toleransi tetapi juga menjadikan toleransi bagian kehidupan sehari-hari.

Tags: