Pemeriksaan Terdakwa Joko Tjandra Munculkan Nama Setya Novanto Hingga Wapres
Berita

Pemeriksaan Terdakwa Joko Tjandra Munculkan Nama Setya Novanto Hingga Wapres

Jubir Wapres membantah jika ada rencana bertemu Joko Tjandra ketika itu.

Aji Prasetyo
Bacaan 3 Menit
Terpidana kasus cessie Bank Bali, Djoko Tjandra. Foto: RES
Terpidana kasus cessie Bank Bali, Djoko Tjandra. Foto: RES

Joko Soegiarto Tjandra buka-bukaan terkait perkara yang menjerat dirinya yaitu dugaan pemberian suap terkait pengurusan fatwa di Mahkamah Agung (MA). Ia bahkan menyebut sejumlah nama besar mulai dari mantan Ketua DPR Setya Novanto hingga seseorang yang disebut Abah yang menurutnya saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden RI dalam agenda pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta.

Awalnya penuntut umum pada Kejaksaan Agung bertanya tentang hubungan Djoko Tjandra dengan seorang pengusaha bernama Rahmat yang juga pernah dipanggil sebagai saksi dalam perkara ini. Rahmat diketahui merupakan pihak yang mengenalkan Pinangki Sirna Malasari dengan Djoko Tjandra untuk mengurus fatwa di MA.  

Joko Tjandra menjelaskan awal bertemu Rahmat dalam acara ICMI pada tahun 2018 saat pembebasan Anwar Ibrahim mantan Perdana Menteri Malaysia yang dipenjara karena tuduhan sodomi dimana Rahmat ikut satu rombongan dengan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI). “Di situ saya bertemu (Rahmat), karena waktu itu teman-teman di ICMI saya semua kenal. Di situ saya ketemu namanya Rahmat juga di situ,” jelas Djoko Tjandra dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (25/2). (Baca: Beda Jumlah Uang Suap Irjen Napoleon di Dakwaan dan Tuntutan)

“Apakah saudara menceritakan ke Rahmat terkait permasalahan hukum?” tanya penuntut umum yang dijawab Joko jika iya tidak pernah menyampaikan hal itu secara langsung karena menyakini mereka sudah mengetahui hal tersebut. Rahmat juga pernah beberapa kali menghubunginya menanyakan apakah ia bersedia menemui seseorang yang disebut “Kyai” karena ingin mengunjungi Malaysia.

Disinilah ia menyebut sosok tersebut adalah Wapres. “Dia telepon saya, Pak Joko kita mau ke Malaysia karena ada kunjungan kerja, beliau bilang Pak Kyai, panggilannya Abah mau ke KL, yaitu yang sekarang jadi Wapres kita, mau ke KL (Kuala Lumpur). Pak Djoko bersedia ketemu, oh dengan senang hati, waktu tidak ditentukan kapan saat itu saya dengar lagi badannya kurang enak badan jadi tidak jadi datang,” ujarnya.  

Setelah itu Rahmat kembali menghubunginya dengan alasan ingin mengenalkan seseorang yang mengerti masalah hukumnya yang kemudian diketahui orang tersebut adalah Pinangki. “Mekanisme yang ditawarkan saat itu adalah mekanisme yang disebut namanya fatwa MA,” tuturnya.

Terpisah, Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, menegaskan Wapres Ma'ruf tidak pernah terlibat kasus tersebut. “Nggak ada itu, jadi itu Wapres tidak ada urusan hal-hal seperti itu dan tidak pernah ada hal yang cerita seperti itu. Itu saya nggak ngerti ada cerita seperti itu. Saya kira nggak ada hubungan," kata Masduki kepada wartawan, Kamis (25/2).

Tags:

Berita Terkait