Tiga Tantangan Carbon Capture Storage Bagi Pelaku Usaha
Terbaru

Tiga Tantangan Carbon Capture Storage Bagi Pelaku Usaha

Seperti biaya yang dibutuhkan untuk CCS tergolong sangat mahal, hingga perlu pengaturan yang memadai dan dukungan pemerintah.

Ady Thea DA
Bacaan 4 Menit
Partner SSEK Law Firm, Fransiscus Rodyanto. Foto: ssek.com
Partner SSEK Law Firm, Fransiscus Rodyanto. Foto: ssek.com

Bencana akibat krisis iklim sudah dirasakan masyarakat di berbagai belahan dunia mulai dari suhu udara yang meningkat, naiknya permukaan air laut, banjir dan kekeringan serta lainnya. Perlu peran aktif masyarakat internasional untuk melawan krisis iklim salah satunya menggunakan teknologi seperti Carbon Capture Storage (CCS).

Pemerintah telah mengatur CCS dalam regulasi seperti Peraturan Presiden (Perpres) No.14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon. Penting bagi pelaku usaha untuk memahami seluk beluk peraturan terkait CCS karena kebijakan itu tergolong baru diterapkan di Indonesia.

Partner SSEK Law Firm, Fransiscus Rodyanto menjelaskan pemerintah telah menetapkan ambang batas atas emisi bagi industri tertentu, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kuota emisi itu diatur melalui Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi Gas Rumah Kaca Pelaku Usaha (PTBAE-PU). Jika ambang batas atas yang dihasilkan industri melewati standar, diperlukan alternatif sehingga ambang batas bisa sesuai standar.

“Apabila emisi melebihi batas maka CCS dapat menjadi opsi untuk pelaku usaha mengurangi batas emisinya berdasarkan kuota PTBAE-PU,” kata Fransiscus dalam diskusi yang diselenggarakan Hukumonline bertema Kupas Tuntas Lanskap Regulasi Carbon Capture Storage Indonesia Terbaru: Mulai Dari Ketentuan Hingga Dampaknya, Rabu (28/2/2024).

Baca juga:

Fransiscus mengingatkan pelaku usaha untuk mengantisipasi kebijakan ambang batas atas emisi itu karena ke depan tak hanya berlaku untuk PLTU tapi juga industri sektor lain. Beberapa industri yang akan diprioritaskan untuk penerapan ambang batas atas emisi antara lain industri semen, kimia, pupuk, pulp dan kertas, besi dan baja, keramik dan kaca, makanan dan minuman, serta tekstil dan alat angkut.

Kendati teknologi ini berkontribusi positif terhadap mitigasi krisis iklim tapi Fransiscus mengingatkan setidaknya ada 3 tantangan penerapan CCS. Pertama, terkait biaya dan keekonomian karena biaya yang dibutuhkan untuk menggunakan CCS relatif sangat tinggi. Baik itu biaya penangkapan, transportasi, dan penyimpanan karbon. Dia memberi contoh proyek CCS Northen Lights JV yang dikerjakan Total, Shell, dan Equinor. Kapasitas penyimpanan karbon diperkirakan 1,5 juta ton karbon dioksida (CO2) per tahun dengan target penyimpanan 5 juta ton CO2 per tahun.

Tags:

Berita Terkait