Ahmad Basarah: Pancasila Puncak Kebudayaan Bangsa Indonesia
Pojok MPR-RI

Ahmad Basarah: Pancasila Puncak Kebudayaan Bangsa Indonesia

Perjuangan kebudayaan adalah perjuangan membangun cipta, rasa, dan karsa yang dalam konteks Indonesia berarti membangun jiwa, membangun jati diri, dan kepribadian bangsa yang menuju pada masyarakat yang adil dan makmur

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit

 

"Saat ini banyak orang yang tidak lagi bersentuhan dengan tradisi di masa lampau. Kita juga sudah lakukan perluasan kegiatan seni, pertunjukan festival dan lain-lain. Tujuannya adalah membangun interaksi masyarakat lebih luas. Intinya adalah membuka ruang interaksi luas dengan masyarakat, dan hasilnya alhamdulillah bagus. Yang jelas Kebudayaan Nasional tumbuh di dalam kerangka aksi. Kepribadian Nasional tak bisa tumbuh dalam ceramah, pidato dan lain-lain,  Ia harus dikerjakan dalam bentuk nyata," kata Wimar.

 

Wiendu Nuryanti menekankan pentingnya menggarap generasi milenial sebagai kekuatan penopang kebudayaan. Maka strategi kebudayaan yang harus dilakukan adalah dengan menciptakan milenial sebagai agen pencipta. Hal lain yang juga disampaikan adalah pentingnya diplomasi kebudayaan.

 

Darmansyah Djumala Duta Besar RI untuk Austria dalam tanggapannya menekankan pentingnya membuat narasi baru tentang diplomasi kebudayaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri. Diplomasi budaya tidak hanya menampilkan produk kultural saja, melainkan menyuguhkan narasi baru, yaitu proyeksi terhadap nilai-nilai yang akan diproyeksikan ke luar negeri.

 

"Berpikir dan bersikap moderat dan toleran adalah jatidiri bangsa kita. Inilah yang saya sebut dengan proyeksi nilai-nilai yang harus dikembangkan dalam diplomasi kebudayaan," kata Dharmansyah Djumala.

 

Terakhir Budayawan Eros Djarot menguraikan pentingnya memahami budaya bangsa dengan utuh. Pemahaman ini menjadi penting jika dikaitkan dengan situasi terkini. Bahwa untuk menghancurkan suatu bangsa dan negara saat ini tidak perlu melakukan invasi militer, melainkan cukup dengan melakukan invasi budaya saja.

 

"Kenyataan inilah yang harus kita pahami. Intinya kita harus kembali kepada hal mendasar. Kembali kepada jatidiri, Nation and character building. Pembukaan UUD Tahun 1945 sebagai hasil kebudayaan bangsa Indonesia harus dijadikan pedoman dalam membangun dan mempertahankan eksistensi bangsa dan negara Indonesia dari derasnya arus globalisasi," tegas Erros.

Tags: