APHTN-HAN Gelar Penataran untuk Pengajar HTN se-Indonesia
Terbaru

APHTN-HAN Gelar Penataran untuk Pengajar HTN se-Indonesia

Bagian dari program kerja pengurus APHTN-HAN periode 2021-2025. Tujuannya antara lain meningkatkan pembinaan dan memajukan kualitas SDM pengajar HTN-HAN.

Ady Thea DA
Bacaan 3 Menit

“Ide ini tidak muncul tiba-tiba tapi program kerja pengurus APHTN-HAN periode 2021-2025. Jadi penataran sudah disiapkan jauh hari. Momentum sekarang bertepatan ulang tahun ke-44 APHTN-HAN,” urainya.

Buku HTN karya APHTN-HAN ini menurut Bayu disusun secara gotong royong antaranggota. Pengerjaannya tidak mudah karena diwarnai banyak perdebatan. Pengerjaan dilakukan dari lokasi masing-masing sehingga jarak tak menjadi batu sandungan yang menghambat penyelesaiannya.

Karya tulis tersebut dapat diunduh gratis melalui laman APHTN-HAN dan diharapkan semua orang bisa memilikinya tanpa perlu repot merogoh kocek. “Ini kita harapkan menjadi amal jariah yang tak putus bagi semua pihak yang mendukung penerbitan buku ini,” kata Guru Besar Ilmu Perundang-undangan yang juga menjabat Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember ini.

Bayu mengakui buku ini masih ada kekurangannya dan harus disempurnakan. Apalagi ilmu pengetahuan selalu berkembang tak terkecuali HTN-HAN—yang dinamikanya terus bergulir antara lain melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Rencana asosiasi selanjutnya akan menyelesaikan penyusunan buku HAN.

Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna, mencatat jumlah peserta yang mengikuti kegiatan APHTN-HAN secara daring mencapai 250 peserta. Tujuan digelarnya kegiatan ini antara lain memang meningkatkan kualitas SDM APHTN-HAN. “Apa yang dilakukan ini kan tujuannya meningkatkan kapasitas, updating, relevansi kita atas perkembangan keilmuan dan pengetahuan di Indonesia serta dunia,” bebernya. Selama 44 tahun APHTN-HAN berdiri, organisasi itu diakuinya semakin berkembang dan semakin maju.

Iwan berkomitmen mendukung segala upaya peningkatan kualitas untuk seluruh keilmuan yang ada di Universitas Jember, khususnya bidang HTN-HAN. Dia mengingatkan keilmuan harus mengikuti perkembangan peradaban. Jangan sampai kalangan pengajar malah tidak mengikuti perkembangan zaman. Jika pengajar tidak memperbarui pengetahuan dan keilmuannya sesuai perkembangan maka dampaknya terhadap mahasiswa yang menerima pengajaran.

“Jangan sampai mahasiswa yang lulus malah tidak punya relevansi dengan dunia luar. Kami akan terus mendukung hal yang intinya meningkatkan kualitas keilmuan di Universitas Jember ini dan mengembangkan bangsa untuk lebih maju dan berkembang,” tutupnya.

Tags:

Berita Terkait