Kata Sandi Pelaku Korupsi Gampang Dibuka
Utama

Kata Sandi Pelaku Korupsi Gampang Dibuka

Ada cara sederhana bagi KPK untuk mengurai maksud pelaku. Bergantung pada analisis konteks percakapan.

Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit

Memecahkan Sandi

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang memang tidak menjelaskan secara rinci tentang cara KPK melakukan penyadapan. Seperti diketahui, sandi korupsi tersebut biasanya muncul dalam rekaman penyadapan yang dibuka KPK dalam persidangan.

Namun Saut memberi petunjuk tentang cara tim penyidik memecahkan istilah yang digunakan para koruptor. Menurut Saut, pemecahan sandi itu sebenarnya cukup sederhana, tim penyidik menganalisis percakapan sebelumnya dan kemudian menyimpulkan apa inti dari istilah tersebut.

"Niat jahat ketahuan, komunikasi yang disampaikan itu juga komunikasi via darat juga. Tapi bisa diurut, bilang tiga sebenarnya 2+1. Komunikasi seperti itu masih gampang. Tapi kalau semakin sulit, misalnya mau tanda tangan kontrak, ada yang bilang pengajian. Ada yang bilang tukang listrik, besoknya tukang las, mereka merasa tahu jika didengarkan maka pakai sandi," pungkas Saut.

Saut mewanti-wanti agar tidak lagi ada korupsi di negeri ini apalagi dengan menggunakan istilah tertentu. "Di KPK ada feeling teman-teman yang bereaksi cepat. Sulit enggak? Enggak Karena memang sudah sering. Jadi tidak sudah," tutur Saut.

(Baca juga: Memaknai ‘Apel Malang’ dari Kacamata Hukum Progresif).

Meskipun begitu Saut mengakui tantangan aparat penegak hukum termasuk KPK dalam pemberantasan korupsi ke depan semakin sulit. Sebab saat ini para pelaku sudah cukup pintar menghindari proses penyadapan dengan cara melakukan pertemuan langsung dengan pihak-pihak berkepentingan.

"Makanya makin ke atas makin sulit, dari uang jadi bunga lalu ke mobil. Mereka lebih cerdas, cermat untuk menghindar. Pakai bahasa CIA beda lagi, teknologi enggak bisa dipakai, mereka pakai orang sebanyak-banyaknya, KPK belum sampai sana karena kami baru 1.500 orang," jelasnya.

Saut tak menampik masih ada tunggakan kasus lawas yang diungkap Sabir dalam bukunya. "Saya terima kasih Sabir ingatkan kita kalau KPK banyak hutang. Kita di KPK egaliter, salah ngomong saja bisa diperiksa," imbuh Saut.

Tags: