Keuangan Transparan, Hubungan lebih Nyaman
Kolom

Keuangan Transparan, Hubungan lebih Nyaman

Terdapat empat hal penting yang perlu diperhatikan agar keuangan firma menjadi lebih baik dan karenanya mudah-mudahan kantor hukum menjadi lebih langgeng.

Bacaan 4 Menit

Untuk kantor dengan mitra lebih dari satu, efeknya bisa lebih parah lagi. Percampuran biaya pribadi dan kantor ini bisa menimbulkan sikap saling tidak percaya. Biasanya karena yang bertanggung jawab soal keuangan adalah mitra pengelola, maka bisa muncul keraguan di para mitra yang bukan pengelola. Apakah perhitungan biaya pribadi yang dibebankan ke kantor sudah sesuai porsinya. Peliknya, karena masalah keuangan ini seringkali masalah yang tidak enak untuk dibicarakan, seringnya keraguan itu dipendam, bertumpuk dan akhirnya meledak ketika ada sedikit saja trigger.

Inilah yang seringkali menjadi penghancur kemitraan. Begitu seringnya saya mendengar kabar pecahnya kongsi karena percampuran ini.

Ketiga, jangan menghindari pajak. Jangan pernah berpikir Anda bisa dapat keuntungan lebih dengan menghindari pajak. Efek negatif yang ditimbulkan oleh upaya penghindaran pajak jauh lebih besar dari efek uang yang didapat dari sana. Sebagai warga negara, kita seharusnya menerima sejak awal bahwa negara adalah "mitra pasif" kita dan berhak mutlak menerima sebagian keuntungan firma.

Penghindaran pajak membuat kredibilitas laporan keuangan kita menjadi hancur. Pernahkah Anda mencoba menyimpan barang dengan hati-hati dan karena Anda terlalu hati-hati, barang itu menjadi sulit kita temui. Begitu juga kalau kita berusaha menghindar pajak.

Untuk menghindari pajak, perusahaan harus membuat berbagai laporan keuangan dan transaksi fiktif (fraud). Semakin besar usaha, semakin kompleks fiksi yang dibuat. Jangan heran kalau akhirnya tidak ada lagi yang mengetahui cerita atau laporan keuangan yang sebenarnya. Karena antara fiksi dan realitas sudah babalieut.

Dalam kondisi ini tidak jarang juga memunculkan pemancing di air keruh. Untuk menggelapkan dana di firma penuh transaksi fiktif tidak sulit. Apalagi dalam kondisi itu biasanya para mitra menutup mata. Maunya tahu beres. Tidak mau ikut mengarang cerita.

Seorang fraud investigator pernah cerita ke saya, dalam kondisi perusahaan yang melakukan yang membuat laporan keuangan fiktif (misalnya untuk menghindar pajak), hampir selalu ada orang dalam yang memanfaatkan dengan melakukan fraud lagi untuk kepentingan pribadi.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait