Managing Partner Anggraeni & Partners Unjuk Gigi di Konferensi Perikanan Internasional
Terbaru

Managing Partner Anggraeni & Partners Unjuk Gigi di Konferensi Perikanan Internasional

Setyawati Fitri Anggraeni memaparkan mengenai penempatan perempuan nelayan di garis depan mitigasi risiko dan menawarkan wawasan tentang strategi praktis dan efektif yang dapat diadaptasi dan diterapkan secara global.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit

Hukumonline.com

Konferensi Keselamatan & Kesehatan Industri Perikanan Internasional (FISH 6), di Markas Besar Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia. Foto: Istimewa

Sebagai negara yang memiliki 636 pelabuhan dan 446 pelabuhan sungai dan danau, Indonesia terus mengalami banyak kecelakaan laut. Masalah utamanya karena kurangnya pengawasan dalam memastikan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan kapal. 

Menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kurangnya pengawasan masih menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan laut. Akibatnya, kejadian kecelakaan laut tetap besar, mengakibatkan korban jiwa dan kerugian fisik bagi banyak orang.

“Temuan awal kami menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalihkan fokusnya pada kesiapsiagaan bencana dari kemitraan yang berpusat pada pemerintah menjadi kemitraan publik-swasta,” ujarnya.

Menurut Setyawati, hal itu terlihat dari prinsip dasar dan Pasal 28 UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang memperbolehkan pihak swasta berperan dalam penanggulangan bencana. Pergeseran pendekatan ini memungkinkan lembaga swasta dan masyarakat menjadi peserta aktif dibandingkan penerima informasi atau instruksi yang pasif.

Presentasi tersebut mengusulkan bahwa penerapan Kemitraan Pemerintah-Swasta (KPS) sebagai strategi proaktif, kolaboratif, dan multifaset yang melibatkan banyak pemangku kepentingan, khususnya perusahaan korporasi dan otoritas pemerintah daerah, dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan sistemik yang menyebabkan masalah di maritim.

“Melalui upaya kolaboratif, pemerintah daerah Tulungagung dan sektor swasta dapat menggunakan pengetahuan, sumber daya, dan keahlian masing-masing untuk mengembangkan proyek komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesiapsiagaan maritim,” pungkasnya.

Konferensi IFISH 6 adalah upaya kolaboratif antara Food and Agriculture Organization (FAO), U.S. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), dan Northeast Center.  Konferensi ini adalah platform global untuk dialog tentang inovasi dalam kesehatan dan keselamatan kerja di industri perikanan komersial.

Tags:

Berita Terkait