Melihat Benefit Perusahaan dalam Penerapan ESG
Terbaru

Melihat Benefit Perusahaan dalam Penerapan ESG

Bukan sekadar penilaian (scoring) semata, ESG menjadi penggerak bisnis yang berkelanjutan, dan arah bagi dunia usaha ke depannya. Tapi ada berbagai tantangan dalam penerapan ESG.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Vice President ESG dan Safeguard Divisi Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN, Imam Muttaqien (tengah) dan Analis Kebijakan Ahli Madya dari Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral BKF Kemenkeu, Dudi Rulliadi (Kanan). Foto: MJR
Vice President ESG dan Safeguard Divisi Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN, Imam Muttaqien (tengah) dan Analis Kebijakan Ahli Madya dari Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral BKF Kemenkeu, Dudi Rulliadi (Kanan). Foto: MJR

Konsep bisnis berbasis lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan atau environmental, social and corporate governance (ESG) menjadi topik yang sering dibahas saat ini. Menyeimbangkan pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan serta sosial sebagai tujuan utama penerapan ESG. Perusahaan yang menerapkan ESG sesuai standar dapat meningkatkan kepercayaan investor maupun masyarakat luas yang tentunya berdampak positif bagi keberlanjutan usaha.

Salah satu Perusahaan yang menerapkan ESG secara konsisten yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. Vice President ESG dan Safeguard Divisi Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN, Imam Muttaqien menyampaikan penerapan ESG merupakan bagian dari Sustainable Deveopment Goals  (SGDs). Agar berhasil, penerapan ESG memerlukan komitmen kuat bahkan perlu di bawah arahan langsung puncak pimpinan seperti Direktur Utama.

“Imam menyampaikan ESG bukan sekadar penilaian (scoring) saja melainkan penggerak bisnis yang berkelanjutan. ESG harus menjadi kerangka dasar dalam menjalankan proses bisnis PLN,” ujar Imam dalam Hukumonline Executive Roundtable Dinner di Jakarta, Selasa (26/9/2023).

Imam menjelaskan, PLN memandang ESG sebagai insting atau fiduciary duty dalam mengambil kebijakan. Pihaknya juga melibatkan holding dan subholding serta anak usaha agar mengoperasionalkan ESG. Dengan begitu, seluruh insan PLN harus memikirkan keberlanjutan dan mengerti serta menginternalisasi keberlanjutan tersebut. Untuk itu, KPI ESG harus dirancang secara komprehensif, terukur, dan termonitor.

“Kami telah menetapkan 12 KPI yang dievaluasi secara rutin. ESG masuk dalam kinerja unit sehingga dapat berjalan,” ungkap Imam.

Baca juga:

Dalam kesempatan sama, Analis Kebijakan Ahli Madya dari Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Dudi Rulliadi mengatakan, ESG merupakan arah bagi dunia usaha ke depannya.  Selain itu, Untuk memenuhi SDGs 2030 melalui ESG memerlukan peran dunia usaha terlebih terdapat kebutuhan dana yang besar sekitar Rp 67 ribu triliun dengan celah pembiayaan diperkirakan sebesar Rp14 ribu triliun.

Tags:

Berita Terkait