Mengenang Guru Besar, FH UI Resmikan Ruang Bhenyamin Hoessein
Berita

Mengenang Guru Besar, FH UI Resmikan Ruang Bhenyamin Hoessein

Prof. Bhen dikenang sebagai sosok teladan, akademisi tulen yang mengabdi hingga akhir hayat.

Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Seha berkesan dengan suaminya sebagai sosok penyabar. “Tidak pernah marah, 47 tahun menikah dengan dia tidak pernah ribut. Biasanya dia yang tanya, ‘apa saya salah? kalau iya tolong maafkan’,” ungkapnya.

 

Jiwa humoris suaminya diungkapkan Seha ketika Fahmy memilih mengambil Magister Manajemen. Kedua anak mereka dibebaskan memilih jenjang pendidikannya. Suatu saat Bhen menanyakan mengapa Fahmy tidak mendalami perpajakan dengan membuat plesetan gelar M.M.(Magister Manajemen) anak bungsunya. “Kenapa nggak ambil Pajak? Yah, kamu pilih Mesem-Mesem yah (M.M.),” katanya.

 

Beragam kesan di kalangan mahasiswa Prof.Bhen mulai dari yang segan hingga mengidolakan beliau. Tri Hayati, dosen hukum administrasi negara FH UI salah satu yang mengidolakan Bhen sejak pertama dibimbing sebagai mahasiswa FH UI tahun 1987. “Beliau adalah idola saya dari S1, orangnya cerdas, ngajar sistematis, tegas, menguasai keilmuannya. Sampai S3 saya digembleng beliau,” kata Tri yang juga dikenal sebagai salah satu perancang UU Aparatur Sipil Negara.

 

Sebagai dosen, Tri banyak mengaku banyak meneladani sosok Prof.Bhen dalam gaya mengajar. Menurut Tri yang dibimbing Bhen sejak sarjana hingga doktoralnya di FH UI, sosok sang profesor punya standar tinggi bagi mahasiswa bimbingannya. Meskipun begitu, sosok almarhum juga dikenal humoris. “Gaya mangajarnya nggak bikin ngantuk, di sela-sela mengajar ada joke, tapi di satu sisi beliau juga tegas, ada batasan, kita enjoy,” kenangnya saat diwawancarai hukumonline.

 

Ketua alumni angkatan 1990 FH UI, Farid, salah satu yang mengenang Bhen sebagai sosok tegas. “Beliau ini tegas banget, kita kuliah nggak bisa berisik,” katanya yang kini berkarir sebagai konsultan bidang teknik.

 

Mutiara Hikmah, alumni angkatan 1990 yang kini menjadi dosen hukum internasional FH UI mengenang Bhen sebagai seorang rendah hati. “Yang bisa saya ambil dari beliau sifat menghargai mahasiswa dan sifat rendah hati, walaupun ilmunya sudah banyak tapi seperti padi, tetap merunduk,” ungkapnya.

 

Harsanto Nursadi, dosen yang lama berguru pada Prof.Bhen sejak 1988 ini mengenang sang guru sebagai sorang perfeksionis. “Beliau dididik dengan sangat ketat di masanya oleh Profesor-Profesor dulu, diterapkan juga kepada kami,” kenang Harsanto.

Tags:

Berita Terkait