Pemerintah Sederhanakan Regulasi Tingkat Kesiapan Teknologi
Berita

Pemerintah Sederhanakan Regulasi Tingkat Kesiapan Teknologi

Tujuannya untuk mendorong pemanfaatan teknologi yang dikembangkan sendiri. Jika ada regulasi yang menghambat, akan disederhanakan.

ANT/FAT
Bacaan 2 Menit
Sebelumnya di sela-sela peluncuran rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22, Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Jumain Ape mengatakan berbagai hal memang menghambat hasil riset bisa mencapai hilir, TRL mencapai level 9. Salah satunya pendanaan yang selesai hanya pada level prototipe.
Zaman Berubah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dalam persaingan global dan teknologi pada saat ini tidak zamannya lagi negara besar mengalahkan negara kecil. "Dunia sudah berubah sekarang ini, dipikir masih yang kuat makan yang kecil? Tidak, tetapi yang cepat yang akan mengalahkan yang lambat," katanya saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2017 untuk Rencana Kerja pemerintah (RKP) 2018 di Jakarta.
Menurut Jokowi, menghadapi perubahan saat ini kuncinya adalah harus cepat menyesuaikan diri dalam segala hal dan tidak lagi terjebak pada mengulang-ulang rutinitas. "Kita jangan berpikir linier, lupakan, karena banyak negara besar sekarang justru mengalami masalah dan tantangan yang luar biasa, karena mereka sudah kehilangan greget. mereka sudah tidak cepat, sudah nggak lincah, hati-hati, masalah ini," katanya.
Ia berharap Indonesia harus melihat negara-negara yang sukses, seperti Dubai, Uni Emirat Arab, negara-negara di Skandinavia, dimana mereka sangat cepat mengikuti perubahan. "Mereka cekatan, mereka cepat, mereka lincah. sekarang di negara besar tidak seperti dulu, dan kita tidak bisa mengandalkan besarnya pasar domestik," kata Jokowi.
Menurut dia, jika cara berfikir Indonesia punya pasar domestik, maka perlu hati-hati karena justru bisa dijadikan pasar oleh negara-negara yang lain. "Kalau cara berpikir kita tidak diubah akan dijadikan ajang produk-produk negara luar," katanya.
Jokowi mengakui bahwa Indonesia adalah negara besar, bangsa besar, pasar yang besar merupakan sebuah keunggulan, namun sekarang ini mengalami ancaman, yaitu pragmentasi menjadi suatu pasar-pasar kecil terbagi dari provinsi, kabupaten dan kota yang ada.
Tags:

Berita Terkait