Penyelenggaraan Peradi Cup 2019 Menuai Kritik
Peradi Cup 2019:

Penyelenggaraan Peradi Cup 2019 Menuai Kritik

Masih ada sejumlah hal yang harus diperbaiki mulai dari fasilitas kesehatan dalam pertandingan, lokasi, hingga aturan yang jelas dalam turnamen.

Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit
Salah satu pertandingan futsal di trunamen Peradi Cup 2019. Foto: AJI
Salah satu pertandingan futsal di trunamen Peradi Cup 2019. Foto: AJI

Turnamen Futsal Peradi Cup 2019 yang berlangsung pada 26-27 April di Denpasar, Bali telah berakhir. Young Lawyers Club (YLC) secara resmi menjadi Juara I didampingi Pusat Bantuan Hukum (PBH) yang duduk sebagai runner-up. Tetapi posisi YLC sebagai juara menuai kontroversi, sebab kemenangan mereka diraih tanpa adanya pertandingan. DPC Peradi Jakarta Pusat yang seharusnya menjadi lawan di babak final didiskualifikasi dengan alasan tidak mau melakukan pertandingan ulang dengan DPC Jayapura.

 

Sekretaris DPC Jakarta Pusat Bobby Rahman Manalu menyatakan alasan pihaknya menolak melakukan pertandingan ulang. "Itu kan sudah jelas di aturan bagi mereka yang menggunakan pemain ilegal maka didiskualifikasi. DPC Jayapura juga mengakui kok, mereka punya alasan force major, tapi kan diaturan tidak ada alasan itu," ujar Bobby kepada hukumonline, Sabtu (27/4).

 

Bobby pun menjelaskan kronologis awal kejadian. Dalam pertandingan di Seminifinal, antara DPC Peradi Jakpus melawan DPC Jayapura, di babak kedua, DPC Peradi Jayapura mengganti salah seorang pemainnya. Hal ini sudah diprotes oleh DPC Peradi Jakpus, karena diduga ada pemain yang tidak terdaftar sebelumnya.

 

Tetapi panitia menyatakan pertandingan terus berlangsung dan setelah pertandingan selesai akan dilakukan verifikasi. Kemudian apabila nanti ditemukan pelanggaran maka akan dilakukan diskualifikasi.

 

Pantauan hukumonline di lokasi kejadian, pertandingan sebenarnya berjalan menarik, Peradi Jakarta Pusat terlihat unggul dalam hal teknik mengolah si kulit bundar. Tetapi DPC Jayapura tidak menyerah begitu saja, mereka sangat bersemangat dan tidak mengenal lelah melakukan tekanan terhadap lawan.

 

Kedudukan imbang 1-1 ini pun bertahan hingga akhir babak kedua yang dilanjutkan dengan adu penalti. DPC Jakpus harus mengakui keunggulan Jayapura dengan skor akhir 0-3 (1-4). Tetapi DPC Jakpus mengajukan protes karena menganggap ada satu pemain yang tidak didaftarkan tetapi masuk ke dalam pertandingan.

 

Protes ini pun ditanggapi kubu Jayapura yang mempertanyakan sikap DPC Jakpus yang tidak mau mengakui kekalahan. Terjadi perundingan cukup alot yang membuat Jayapura kesal karena tidak kunjung menuaikan hasil. Setelah menunggu sekitar 2 jam, maka mereka pun kembali ke hotel. Tak lama kemudian panitia mengumumkan Jayapura didiskualifikasi karena terbukti melakukan pelanggaran.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait