Perguruan Tinggi Asing Sulit Dibendung
Aktual

Perguruan Tinggi Asing Sulit Dibendung

ANT
Bacaan 2 Menit
Perguruan Tinggi Asing Sulit Dibendung
Hukumonline

Wakil Presiden Boediono mengatakan masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia sulit dibendung di era globalisasi. Karena suatu negara tidak mungkin lagi bisa menutup diri.

"Apakah kita ingin menutup diri seperti Korea Utara? Tidak mungkin. Jadi semua sektor pasti akan terkena dampak globalisasi," kata Wapres saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan Pembukaan Musyawarah Nasional III Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP PTSI) di kantor Wapres Jakarta, Selasa (19/2).

Hadir dalam acara itu Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim, Ketua ABP PTSI Thomas Suyatno, serta sejumlah rektor dan pengurus PTS.

Menurut Wapres, bukan bidang pendidikan saja yang terkena dampak globalisasi. Tapi bidang ekonomi, sosial dan budaya juga terkena dampaknya. Kekhawatiran tergerusnya PTS nasional terkait akan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, kata Wapres, memang harus dihadapi karena memang tidak bisa dibendung.

Menghentikan PTS asing masuk, menurut wapres tindakan sulit karena hal itu hanya akan bersifat sementara. Apalagi saat ini pengajaran kuliah tidak harus lagi lewat tatap muka tapi bisa melalui "on line" seperti dilakukan sejumlah universitas di dunia. Sehingga, mahasiswa tidak perlu hadir di universitas yang ada di luar negeri, karena bisa menimbulkan biaya tinggi.

"Universitas sekelas Harvard pun saat ini sudah jalankan kuliah lewat 'on line', jadi tidak mungkin menghentikan masuknya perguruan tinggi asing masuk ke Indonesia," kata Boediono.

Cara terbaik untuk hadapi perguruan tinggi asing adalah PTS diminta bersiap dan kalau perlu melakukan konsolidasi antar PTS.

Ketua Umum ABP PTSI Thomas Suyatno mengatakan, 2015 terbentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN. Memang bisa menjadi ancaman bagi keberadaan PTS di Indonesia, sehingga perlu dipersiapkan dengan baik bagi pengelola yayasan. "Waktu tinggal dua tahun bukanlah waktu yang pendek," katanya.

Tags: