Pesona 40 Tahun Ira Eddymurthy Mengelola Karier di Law Firm
Terbaru

Pesona 40 Tahun Ira Eddymurthy Mengelola Karier di Law Firm

Mengelola dinamika perubahan jadi kekuatan. Selalu beradaptasi dan berinovasi menjadi kunci.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 8 Menit

Sebagai pendiri, Ira masih meluangkan waktu ikut terjun melatih para lawyer muda yang baru mulai bekerja di kantornya. Baginya senioritas justru harus disalurkan dengan berbagi pengalaman dan keterampilan untuk meregenerasi penerus.

Berkaitan soal mengelola perubahan sebagai kekuatan, Ira membuktikan pada dirinya. Di tengah masa pandemi covid-19, Ira melanjutkan studi pascasarjana di King's College London untuk meraih gelar LL.M. yang sudah lama ia tunda. Secara terbuka ia pun mengaku ada rencana tertentu di baliknya.

“Saya ingin mengajar, bukan secara reguler tapi dosen praktisi. Dulu mau jadi dosen tamu di Universitas Indonesia saja harus sudah magister. Saya mau sharing pengetahuan dan pengalaman,” katanya mengakui. “Saya ingin kembali ke almamater di Universitas Indonesia,” ujarnya.

Pilihan jatuh pada kampus di Inggris dengan pertimbangan praktis. “Saya memilih tawaran kampus yang paling bisa diikuti perbedaan jam belajarnya, jadi pilih kampus di London. Wah saya harus belajar menulis akademik lagi, dibantu anak saya,” Ira tertawa mengenang. Ia memilih studi part time selama Agustus 2021 sampai lulus pada Agustus 2023.

Rupanya selama pandemi covid-19 jauh lebih banyak kampus luar negeri yang membuka program kuliah jarak jauh. Ira melihat ini sebagai peluang yang datang di waktu yang tepat saat mobilitas dan aktivitas melambat di masa pandemi.

Studi LL.M. ini ia tempuh secara daring di tengah kesibukan kerja yang terus berlanjut meski masa pandemi. Yuris angkatan 1979 dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini mengaku tidak mudah menempuh studi dengan segala tuntutan akademik di usianya. Sejak lulus sarjana pada tahun 1984, kali terakhir Ira menjalani studi akademik yang panjang adalah saat satu tahun visiting scholar di tahun 1990-1991.

Masih soal perubahan, Ira juga menerima tawaran menjadi arbiter di Badan Arbitrase Nasional Indonesia mulai akhir tahun 2023. “Saya akui tidak punya banyak pengalaman soal arbitrase, jadi saya banyak belajar lagi dari para senior. Jangan berhenti belajar!,” katanya yang memasuki usia 64 tahun pada tahun 2024 ini.

Realistis Soal Ukuran, Utamakan Kualitas

“Kami dulu melihat big is beautiful, tetapi tantangan selalu ada. Orang-orang datang dan pergi. Sekarang kami melihat ukuran yang ada cukup baik sepanjang memiliki orang yang kapabel, terasa nyaman,” kata Ira lugas. Ia memperjelas bahwa law firm adalah bisnis.

“Tidak menutup kemungkinan untuk lebih besar, tapi lihat pasar yang ada. Kami harus melihat segi ekonomi dan politik. Lihat realitas, secara bisnis works atau tidak. Harus think smart, pilihannya hanya law firm kita jatuh atau banting harga,” Ira tertawa. Sebagai praktisi senior, Ira menolak terlibat pada strategi perang harga jasa.

“Kalau menurunkan harga itu menyebabkan kualitas kerja, lebih baik say no,” ujarnya. Ira mengaku beberapa kali SSEK memilih kalah dalam lelang penawaran jasa karena harga jasanya yang lebih tinggi alih-alih mengorbankan kualitas. Ira memilih berkompetisi dengan menjamin kualitas kerja law firm yang ia dirikan.

Hukumonline.com

Ira setuju setiap masa ada tokohnya dan setiap tokoh ada masanya. “SSEK ini bukan firma individu, bukan firma keluarga. Saya ingin nama SSEK dilanjutkan generasi penerus,” katanya. Meski tidak ada usia pensiun dalam karier di law firm, Ira melihat rata-rata usia pensiun di usia 70-an cukup bijaksana.

“Saat ini saya pun sudah tidak terlibat manajemen. Sepanjang masih sehat sebenarnya masih bisa terus bekerja,” ujarnya. Ira berencana akan menjadi pengajar hukum usai pensiun. Itu sebabnya ia mulai merintis mengajar seperti di Pendidikan Khusus Profesi Advokat dan berbagai pelatihan lain.

Hukumonline mengakhiri wawancara dengan meminta Ira berbagi pesannya sebagai praktisi senior penuh pengalaman. “Keseimbangan dalam hidup harus diciptakan, kamu yang menentukan masa depanmu mau melangkah ke mana,” kata Ira.

Ia mengingatkan bahwa pilihan karier selalu membawa dampak pada kehidupan sisi profesional, sosial, dan individual. “Kalau mau lebih banyak waktu dengan keluarga, bukan pilihan tepat mengejar posisi Partner, Associate cukup, jangan muluk-muluk. That’s your call,” katanya.

Pilihan lainnya adalah mencari kantor yang sistem kerjanya paling cocok dengan ukuran keseimbangan hidup yang direncanakan. Jika tidak ketemu, bisa dengan membuat kantor sendiri seperti yang Ira lakukan. Yah, begitulah pesona seorang Ira.

Tags:

Berita Terkait