Sejarah Tiga Firma Hukum era 1980-an dan 'Torehan' Bang Buyung
Sejarah Kantor Advokat Indonesia:

Sejarah Tiga Firma Hukum era 1980-an dan 'Torehan' Bang Buyung

Adnan Buyung Nasution & Associates berjasa mempertemukan pada pendiri LGS dan HHP. LBH pun tak kalah penting karena "melahirkan" para pendiri LSM.

Novrieza Rahmi
Bacaan 2 Menit

 

Kala itu, Kiki Ganie masih fresh graduate. Pria kelahiran Amsterdam, Belanda tahun 1955 tersebut baru menamatkan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI). Sesuai urutan, Kiki lebih dahulu bergabung dengan ABNA ketimbang dua pendiri LGS lainnya, Timbul Thomas Lubis dan Arief Tarunakarya Surowidjojo.

 

Berbeda dengan Kiki Ganie, Dua pendiri LGS lain itu, masuk ke ABNA setelah sempat bekerja di kantor hukum lain. Bahkan, Timbul Thomas, sebelum beralih profesi menjadi advokat, adalah seorang jaksa. Timbul Thomas yang merupakan rekan seangkatan Todung Mulya Lubis saat berkuliah di FH UI ini sempat bekerja di kantor hukum Delma Yuzar.

 

"Terus, Pak Arief, dia seangkatan dengan saya, di FH UI juga seangkatan. Kalau Pak Arief dia kerja di Prawira Bisma dulu, ada kantor (hukum) bekas jenderal polisi, ya lumayan terkenal pada saat itu, lawyer andal, lawyer senior. Jadi, (Arief) agak belakangan (masuk ABNA)," kata Kiki Ganie kepada Hukumonline di kantornya, Selasa (31/10).

 

Sebelum Kiki Ganie, sudah ada beberapa lawyer lain yang bergabung dengan ABNA. Beberapa diantaranya adalah Sri Indrastuti Hadiputranto dan Winita Kusnandar. Tidak lama kemudian, masuk Nono Anwar Makarim, Frank Taira Supit, dan Zen Umar Purba. Dahulu, juga sudah ada lawyer asing yang bekerja di ABNA, salah satunya Timothy Manring.

 

Seingat Kiki Ganie, Nono Makarim dan Frank Taira adalah lawyer pertama yang meninggalkan ABNA. Keduanya mendirikan Makarim & Taira. Sementara, sisanya, pada 1982 membentuk firma hukum nonlitigasi Nasution, Lubis, Hadiputranto (NLH) yang merupakan gabungan nama Bang Buyung, Timbul Thomas Lubis, dan Sri Indrastuti Hadiputranto.

 

"Saya juga ikut di NLH. Pas permulaan NLH, saya di Jerman mengambil (program) doktor. Pak Arief juga lalu ke Amerika ambil LLM. Sebetulnya Pak Timbul juga, tapi sudah ber-partner-an (di NLH). (ABNA) Yang korporasi tapi ada litigasi juga itu jadi NLH. Lalu, kantornya pindah ke Hongkong and Shanghai Building di Jl. Hayam Wuruk," ujarnya.

 

Menurut Kiki Ganie, Timbul Thomas Lubis bertindak selaku managing partner di NLH. Sekembali Kiki Ganie dari Jerman dan Arief Surowidjojo dari Amerika Serikat, pada awal 1984, keduanya memutuskan keluar dari NLH. Keduanya mendirikan sebuah firma hukum bernama Ganie & Surowidjojo (GS) yang menjadi cikal bakal dari LGS.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait