Saat ditanya pelatihan apa yang diberikan SSMP kepada Tim Jessup UGM, Bobby mengaku pihaknya hanya membantu mempertajam argumentasi-argumentasi yang sudah dipersiapkan oleh tim untuk mengikuti turnamen nanti.
Tim Delegasi
Tim UGM sendiri mengirim 5 delegasi dalam ajang turnamen Kompetisi Peradilan Semu Hukum Internasional Philip C. Jessup. Sebelum babak 8 besar, tim harus terlebih dahulu mengikuti babak kualifikasi yang diadakan secara daring yang disebut babak Pra eliminary round.
“5 delegasi yang bertindak sebagai oralis dan tim riset, lalu ada 2 manager, 1 penanggung jawab. Di Indonesia ada namanya observer, dia bagian dari tim, tapi belum diberi tanggung jawab,” kata salah satu perwakilan UGM yang enggan disebut namanya.
Dalam turnamen tersebut ada 2 kategori yang dilombakan. Pertama, menulis memo dari dua sisi dari sudut pandangan pemohon dan responden. Sementara untuk kategori kedua oralis menyampaikan argumentasi dari memo itu secara verbal pada hakim.
Tema dari turnamen tersebut pada dasarnya mengenai hukum internasional publik yang dibagi menjadi tema-tema lebih spesifik. Pertama soal legal standing, lalu permasalahan kewarganegaraan, lalu akses perlindungan consular, dan keempat resolusi Dewan Keamanan PBB dalam misi pencarian fakta ke suatu negara.
“Kalau kewarganegaraan itu mengenai legalitas pencabutan kewarganegaraan seseorang oleh negara,” terang mahasiswa tersebut.
Kemudian mengenai perlindungan konsular yang pada intinya berkaitan tentang hak seseorang yang menerima perlindungan konsular tergantung pada kewarganegaraan orang tersebut. Selanjutnya mengenai utusan Dewan Keamanan PBB dalam misi pencarian fakta ke suatu negara, apakah nantinya negara tersebut akan memberikan akses pada utusan yang bertugas.