Talasemia Mayor dan Tindakan Penghentian Kehamilan, Sebuah Dilema
Kolom

Talasemia Mayor dan Tindakan Penghentian Kehamilan, Sebuah Dilema

Dilematis antara etika dan hukum dalam profesi dokter, merupakan suatu hal yang terus terjadi hingga saat ini, tak lekang oleh waktu.

Bacaan 7 Menit

Dilematis antara etika dan hukum dalam profesi dokter ini, merupakan suatu hal yang terus terjadi hingga saat ini, tak lekang oleh waktu.

  1. Promotif (Edukasi) dan Preventif (Skrining) sebagai Garda Depan Penanggulangan Talasemia

Edukasi masyarakat tentang penyakit talasemia memegang peranan yang sangat penting dalam program pencegahan. Masyarakat harus diberikan pengetahuan tentang penyakit yang bersifat genetik dan diturunkan. Penyakit tersebut, terutama adalah talasemia yang mempunyai frekuensi karier cukup tinggi. Pendidikan genetika harus diajarkan di sekolah, demikian pula pengetahuan tentang gejala awal talasemia. Media massa dapat berperan lebih aktif menyebarluaskan informasi tentang talasemia, meliputi gejala awal, cara penyakit diturunkan dan cara pencegahannya.

Skrining pembawa sifat atau karier talasemia dilakukan sebelum menikah atau disebut dengan pre-marital screening. Tenaga kesehatan tidak boleh memaksa orang untuk menjalani skrining dan harus mampu menginformasikan pada peserta skrining bila mereka teridentifikasi karier talasemia serta implikasinya.

*)Wahyu Andrianto, Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Artikel kolom ini adalah tulisan pribadi Penulis, isinya tidak mewakili pandangan Redaksi Hukumonline.Artikel ini merupakan kerja sama Hukumonline dengan Fakultas Hukum Universitas Indonesia dalam program Hukumonline University Solution.

Tags:

Berita Terkait